Nama : Siti Naseha
Nim : 2009 133 354
Kelas : 5.I
Mata
kuliah : Geografi Regional
Dosen
Pengasuh : Catur Pamungkas
Letak Astronomis Letak astronomis suatu negara adalah
posisi letak yang berdasarkan garis lintang dangaris bujur. Garis lintang
adalah garis khayal yang melingkari permukaan bumi secarahorizontal, sedangkan
garis bujur adalah garis khayal yang menghubungkan Kutub Utaradan Kutub
Selatan. Letak astronomis Indonesia Terletak di antara 6oLU – 11oLS dan95oBT –
141oBT Berdasarkan letak astronomisnya Indonesia dilalui oleh garis
equator,yaitu garis khayal pada peta atau globe yang membagi bumi menjadi dua
bagian sama besarnya. Garis equator atau garis khatulistiwa terletak pada
garis lintang 0o.Letak geografisLetak geografis adalah letak suatu daerah atau
wilayah dilihat dari kenyataan di permukaan bumi. Berdasarkan letak
geografisnya, kepulauan Indonesia di antara BenuaAsia dan Benua Australia,
serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.Dengan demikian, wilayah
Indonesia berada pada posisi silang, yang mempunyai arti penting dalam
kaitannya dengan iklim dan perekonomian.Letak GeologisLetak geologis adalah
letak suatu wilayah dilihat dari jenis batuan yang ada di permukaan bumi.
Secara geologis wilayah Indonesia dilalui oleh dua jalur pegunungan muda
duniayaitu Pegunungan Mediterania di sebelah barat dan Pegunungan Sirkum
Pasifik disebelah timur. Adanya dua jalur pegunungan tersebut menyebabkan
Indonesia banyak memiliki gunung api yang aktif dan rawan terjadinya gempa
bumi.
Pulau Papua atau Guinea Baru (Bahasa Inggris: New Guinea) atau yang dulu disebut dengan Pulau Irian adalah pulau terbesar kedua (setelah Tanah Hijau) di dunia yang terletak di sebelah utara Australia. Pulau ini dibagi menjadi dua wilayah yang bagian baratnya dikuasai oleh Indonesia dan bagian timurnya merupakan negara Papua Nugini. Di pulau yang bentuknya menyerupai burung rajawali ini terletak gunung tertinggi di Indonesia, yaitu Puncak Jaya (4.884 m).
Istilah "Papua" digunakan untuk merujuk kepada pulau ini secara keseluruhan. Nugini berasal dari kata New Guinea, nama yang diberikan oleh orang Barat, yang di-Indonesiakan. Mereka dahulu berpendapat bahwa tanah Papua mirip Guinea, sebuah wilayah di Afrika. Jadi mereka sebut Guinea baru.
Istilah "Papua" sekarang juga digunakan untuk merujuk kepada dua provinsi di Papua bagian barat yang dikuasai oleh Indonesia, yaitu Papua dan Papua Barat.
Pulau Papua mulai
terbentuk pada 60 juta tahun yang lalu. Saat itu, pulau ini masih berada di
dasar laut yang terbentuk oleh bebatuan sedimen. Pengendapan intensif yang
berasal dari benua Australia dalam kurun waktu yang panjang menghasilkan
daratan baru yang kini bernama Papua. Saat itu, Papua masih menyatu dengan
Australia," jelas ahli geologi Fransiskus Benediktus Widodo Margotomo saat
memaparkan sejarah terbentuknya Pulau Papua.
Keberadaan Pulau Papua saat ini, lanjutnya, tidak bisa dilepaskan dari teori geologi yang menyebutkan bahwa dunia ini hanya memiliki sebuah benua yang bernama Pangea pada 250 juta tahun lalu. Pada kurun waktu 240 juta hingga 65 juta tahun yang lalu, benua Pangea pecah menjadi dua dengan membentuk benua Laurasia dan benua Eurasia, yang menjadi cikal bakal pembentukan benua dan pegunungan yang saat ini ada di seluruh dunia.
Pada kurun waktu itu juga, benua Eurasia yang berada di belahan bumi bagian selatan pecah kembali menjadi benua Gonwana yang di kemudian hari akan menjadi daratan Amerika Selatan, Afrika, India, dan Australia.
"Saat itu, benua Australia dengan benua-benua yang lain dipisahkan oleh lautan. Di lautan bagian utara itulah batuan Pulau Papua mengendap yang menjadi bagian dari Australia akan muncul di kemudian hari," tambah sarjana geologi jebolan Universitas Pembangunan Nasional, Yogyakarta, pada 1986 ini.
Pengendapan yang sangat intensif dari benua kanguru ini, sambungnya, akhirnya mengangkat sedimen batu ke atas permukaan laut. Tentu saja proses pengangkatan ini berdasarkan skala waktu geologi dengan kecepatan 2,5 km per juta tahun.
Proses ini masih ditambah oleh terjadinya tumbukan lempeng antara lempeng Indo-Pasifik dengan Indo-Australia di dasar laut. Tumbukan lempeng ini menghasilkan busur pulau, yang juga menjadi cikal bakal dari pulau dan pegunungan di Papua.
Akhirnya proses pengangkatan yang terus-menerus akibat sedimentasi dan disertai kejadian tektonik bawah laut, dalam kurun waktu jutaan tahun menghasilkan pegunungan tinggi seperti yang bisa dilihat saat ini.
Bukti bahwa Pulau Papua beserta pegunungan tingginya pernah menjadi bagian dari dasar laut yang dalam dapat dilihat dari fosil yang tertinggal di bebatuan Jayawijaya.
Meski berada di ketinggian 4.800 mdpl, fosil kerang laut, misalnya, dapat dilihat pada batuan gamping dan klastik yang terdapat di Pegunungan Jayawijaya. Karena itu, selain menjadi surganya para pendaki, Pegunungan Jayawijaya juga menjadi surganya para peneliti geologi dunia.
Sementara terpisahnya daratan Australia dengan Papua oleh lautan berawal dari berakhirnya zaman es yang terjadi pada 15.000 tahun yang lalu. Mencairnya es menjadi lautan pada akhirnya memisahkan daratan Papua dengan benua Australia.
"Masih banyak rahasia bebatuan Jayawijaya yang belum tergali. Apalagi, umur Pulau Papua ini masih dikategorikan muda sehingga proses pengangkatan pulau masih terus berlangsung hingga saat ini. Ini juga alasan dari penyebutan Papua New Guinea bagi Pulau Papua, yang artinya adalah sebuah pulau yang masih baru," tambah peraih gelar master di bidang Economic Geology dari James Cook University, Townswille, Australia ini.
Sementara keberadaan salju yang berada di beberapa puncak Jayawijaya, diyakininya akan berangsur hilang seperti yang dialami Gunung Kilimanjaro di Tanzania. Hilangnya satu-satunya salju yang dimiliki oleh pegunungan di Indonesia itu disebabkan oleh perubahan iklim secara global yang terjadi di daerah tropis.
Keberadaan Pulau Papua saat ini, lanjutnya, tidak bisa dilepaskan dari teori geologi yang menyebutkan bahwa dunia ini hanya memiliki sebuah benua yang bernama Pangea pada 250 juta tahun lalu. Pada kurun waktu 240 juta hingga 65 juta tahun yang lalu, benua Pangea pecah menjadi dua dengan membentuk benua Laurasia dan benua Eurasia, yang menjadi cikal bakal pembentukan benua dan pegunungan yang saat ini ada di seluruh dunia.
Pada kurun waktu itu juga, benua Eurasia yang berada di belahan bumi bagian selatan pecah kembali menjadi benua Gonwana yang di kemudian hari akan menjadi daratan Amerika Selatan, Afrika, India, dan Australia.
"Saat itu, benua Australia dengan benua-benua yang lain dipisahkan oleh lautan. Di lautan bagian utara itulah batuan Pulau Papua mengendap yang menjadi bagian dari Australia akan muncul di kemudian hari," tambah sarjana geologi jebolan Universitas Pembangunan Nasional, Yogyakarta, pada 1986 ini.
Pengendapan yang sangat intensif dari benua kanguru ini, sambungnya, akhirnya mengangkat sedimen batu ke atas permukaan laut. Tentu saja proses pengangkatan ini berdasarkan skala waktu geologi dengan kecepatan 2,5 km per juta tahun.
Proses ini masih ditambah oleh terjadinya tumbukan lempeng antara lempeng Indo-Pasifik dengan Indo-Australia di dasar laut. Tumbukan lempeng ini menghasilkan busur pulau, yang juga menjadi cikal bakal dari pulau dan pegunungan di Papua.
Akhirnya proses pengangkatan yang terus-menerus akibat sedimentasi dan disertai kejadian tektonik bawah laut, dalam kurun waktu jutaan tahun menghasilkan pegunungan tinggi seperti yang bisa dilihat saat ini.
Bukti bahwa Pulau Papua beserta pegunungan tingginya pernah menjadi bagian dari dasar laut yang dalam dapat dilihat dari fosil yang tertinggal di bebatuan Jayawijaya.
Meski berada di ketinggian 4.800 mdpl, fosil kerang laut, misalnya, dapat dilihat pada batuan gamping dan klastik yang terdapat di Pegunungan Jayawijaya. Karena itu, selain menjadi surganya para pendaki, Pegunungan Jayawijaya juga menjadi surganya para peneliti geologi dunia.
Sementara terpisahnya daratan Australia dengan Papua oleh lautan berawal dari berakhirnya zaman es yang terjadi pada 15.000 tahun yang lalu. Mencairnya es menjadi lautan pada akhirnya memisahkan daratan Papua dengan benua Australia.
"Masih banyak rahasia bebatuan Jayawijaya yang belum tergali. Apalagi, umur Pulau Papua ini masih dikategorikan muda sehingga proses pengangkatan pulau masih terus berlangsung hingga saat ini. Ini juga alasan dari penyebutan Papua New Guinea bagi Pulau Papua, yang artinya adalah sebuah pulau yang masih baru," tambah peraih gelar master di bidang Economic Geology dari James Cook University, Townswille, Australia ini.
Sementara keberadaan salju yang berada di beberapa puncak Jayawijaya, diyakininya akan berangsur hilang seperti yang dialami Gunung Kilimanjaro di Tanzania. Hilangnya satu-satunya salju yang dimiliki oleh pegunungan di Indonesia itu disebabkan oleh perubahan iklim secara global yang terjadi di daerah tropis.
JENIS-JENIS FLORA DAN FAUNA DI PULAU PAPUA
FLORA
Dari seluruh daerah Papua ± 75% tanah
daratanya ditumbuhi oleh hutan-hutan tropis yang tebal serta mengandung ragam
jenis kayu yang terbesar secara heterogen. Sebagian besar dari hutan tersebut
sesuai topografi daerah belum pernah dijamah oleh manusia.
Jenis flora di
Papua ada persamaan dengan jenis flora di benua Australia. Adapun jenis flora yang terdapat di Papua adalah Auranlaris, librocolnus,
grevillea, ebny-dium dan lain-lain.
Sekitar 31 Juta ha di
Papua penata gunanya belum ditetapkan secara pasti Hutan lindung diperkirakan
seluas ± 12.750.000 ha. Hutan produksi diperkirakan ± 12.858.000 ha. Areal
pengawetan dan perlindungan diperkirakan ± 5.000.000 ha. Daerah Inclove
diperkirakan ± 114.000 ha, daerah rawa-rawa dan lain-lain diperkirakan ±
2478.000 ha.
Di Papua terdapat
flora alam yang pada saat ini sedang dalam pengembangan baik secara nasional
maupun internasional yaitu sejenis anggrek yang termasuk di dalam Farmika
Orctdacede yang langka di dunia.
Anggrek alam Papua
tumbuhnya terbesar dari pantai lautan rawa sampai ke pegunungan. Umumnya hidup
sebagai epihite menembel pada pohon-pohon maupun di atas batu-batuan serta di
atas tanah, humus di bawah hutan primer.
Seperti halnya dengan
flora, keadaan di Papua pun bermacam-macam dalam dunia hewan misalnya, jenis
yang terdapat di Papua tidak sama dengan jenis hewan di daerah-daerah di
Indonesia lainnya seperti Kangguru, kasuari, Mambruk dan lalin-lain. Demikian
pula sebaliknya jenis hewan tertentu yang terdapat di Indonesia lainnya tidak
terdapat di Papua seperti Gajah, Harimau, Orang Utan dan lain-lain.
Fauna di Papua
terdapat persamaan dengan fauna di Australia, misalnya Kangguru, Kus-kus dan
lain-lain.
Burung Cendrawasih
merupakan burung yang cantik di dunia dan hanya terdapat di Papua. Selain
burung Cendrawasih terdapat jenis burung lainnya seperti Mambruk, Kasuari,
Kakauta dan lain-lain yang memberikan corak tersendiri untuk keindahan daerah
ini.
Hewan-hewan yang
langka dan dilindungi adalah burung Kakatua Putih, Kakatua Hitam, Kasuari,
Nuri, Mambruk dan lain-lain yang termasuk burung Cendrawasih
Jenis fauna laut Papua
juga banyak dan beraneka ragam, misalnya ikan Cakalang, ikan Hiu, Udang dan
sejenis ikan lainnya.
Jenis-jenis tanah di pulau papua
1.Tanah Vulkanis
Ciri-cirinya : a.Butir tanahnya halus hingga menyerupai a
Ciri-cirinya : a.Butir tanahnya halus hingga menyerupai a
b.Tidak mudah terbang bila ditiup angin
c.Tanahnya sangat subur
d .Banyak mengandung unsur hara yg dibutuhkan tumbuhan
c.Tanahnya sangat subur
d .Banyak mengandung unsur hara yg dibutuhkan tumbuhan
2. Tanah
Humus
Ciri-cirinya : a. Tanahnya sangat subur
b.Berasal dr pembusukan tumbuhan
c. Terdapat di bag. Atas dr tanah pada hutan-hutan lebat be rasal dari pembusukan-pembusukan tumbuhan
Ciri-cirinya : a. Tanahnya sangat subur
b.Berasal dr pembusukan tumbuhan
c. Terdapat di bag. Atas dr tanah pada hutan-hutan lebat be rasal dari pembusukan-pembusukan tumbuhan
3.Tanah
Aluvial
Ciri-cirinya : a.Tanahnya sangat subur
b.Terbentuk dr hasil endapan di tempat yg lebih rendah
c. Banyak terdapat di lembah aliran sungai dan dataran rendah
- Daerah ini merupakan lumbung-lumbung beras di tanah air
- Dimanfaatkan sebagai daerah pertanian tanaman padi
- Terdapat di daerah pantai
Ciri-cirinya : a.Tanahnya sangat subur
b.Terbentuk dr hasil endapan di tempat yg lebih rendah
c. Banyak terdapat di lembah aliran sungai dan dataran rendah
- Daerah ini merupakan lumbung-lumbung beras di tanah air
- Dimanfaatkan sebagai daerah pertanian tanaman padi
- Terdapat di daerah pantai
4.
Tanah gambut
Ciri-cirinya : a. Tanahnya kurang subur
b. Terbentuk dari bahan-bahan organik
c. Terdapat di daerah pantai
Kesimpulan P. Irian Jaya : Kondisi tanah secara umum subur, kecuali
Tanah gambut. Merupakan jalur gunung berapi
Ciri-cirinya : a. Tanahnya kurang subur
b. Terbentuk dari bahan-bahan organik
c. Terdapat di daerah pantai
Kesimpulan P. Irian Jaya : Kondisi tanah secara umum subur, kecuali
Tanah gambut. Merupakan jalur gunung berapi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar