Nama :
Badrun Munandar
NIM :
2009 133 348
Kelas :
5i
nandar_fahrazi@rocketmail.com
BALI
Provinsi Bali merupakan daerah pegunungan dan
perbukitan yang meliputi sebagian besar wilayah. Relief Pulau Bali merupakan
rantai pegunungan yang memanjang dari barat ke timur. Di antara pegunungan itu
terdapat gunung berapi yang masih aktif, yaitu Gunung Agung (3.142 m) dan
Gunung Batur (1.717 m). Beberapa gunung yang tidak aktif lainnya mencapai
ketinggian antara 1.000 - 2.000 m.
Rantai pegunungan yang membentang di bagian tengah
Pulau Bali menyebabkan wilayah ini secara geografis terbagi menjadi dua bagian
yang berbeda, yaitu Bali Utara dengan dataran rendah yang sempit dari kaki
perbukitan dan pegunungan dan Bali Selatan dengan dataran rendah yang luas dan
landai. Ditinjau dari kemiringan lerengnya, Pulau Bali sebagian besar terdiri
atas lahan dengan kemiringan antara 0 - 2 % sampai dengan 15 - 40 %. Selebihnya
adalah lahan dengan kemiringan di atas 40 %.
Sebagai salah satu kriteria untuk menentukan
tingkat kesesuaian lahan, maka lahan dengan kemiringan di bawah 40 % pada
umumnya dapat diusahakan asal persyaratan lain untuk penentuan lahan terpenuhi.
Sedangkan lahan dengan kemiringan di atas 40 % perlu mendapat perhatian bila
akan dijadikan usaha budidaya.
Lahan dengan kemiringan 0 - 2 % mendominasi daerah
pantai bagian selatan dan sebagian kecil pantai bagian utara Pulau Bali, dengan
luas areal 96,129 ha. Sedangkan lahan dengan kemiringan 2 - 15 % sebagian besar
terdapat di wilayah Kabupaten Badung, Tabanan, Gianyar, Buleleng, dan sisanya
tersebar secara merata di daerah sekitar pantai dengan luas mencapai 132.056
ha.
Daerah dengan kemiringan 15 - 40 % meliputi areal
seluas 164.749 ha secara dominan terdapat di wilayah bagian tengah Pulau Bali,
mengikuti deretan perbukitan yang membentang dari arah barat ke timur wilayah
ini. Daerah dengan kemiringan melebihi 40 % merupakan daerah pegunungan dan
perbukitan yang terletak pada bagian Pulau Nusa Penida.
Ditinjau dari ketinggian tempat, Pulau Bali
terdiri dari kelompok lahan sebagai berikut:
- Lahan dengan ketinggian 0 - 50 m di atas permukaan laut mempunyai permukaan yang cukup landai meliputi areal seluas 77.321,38 ha.
- Lahan dengan ketinggian 50 - 100 m di atas permukaan laut mempunyai permukaan berombak sampai bergelombang dengan luas 60.620,34 ha.
- Lahan dengan ketinggian 100 - 500 m di seluas 211.923,85 ha didominasi oleh keadaan permukaan bergelombang sampai berbukit.
- Lahan dengan ketinggian 500 - 1.000 m di atas permukaan laut seluas 145.188,61 ha.
- Lahan dengan ketinggian di atas 1.000 m di atas permukaan laut seluas 68.231,90 ha.
NUSA TENGGARA
Pulau-pulau di Nusa Tenggara terletak pada
dua jalur geantiklinal, yang merupakan perluasan busur Banda di sebelah barat.
Geantiklinal yang membujur dari timur sampai pulau-pulau Romang, Wetar,
Kambing, Alor, Pantar, Lomblen, Solor, Adonara, Flores, Rinca, Komodo, Sumbawa,
Lombok dan Bali. Sedangkan dibagian selatan dibentuk oleh pulau-pulau Timor,
Roti, Sawu, Raijua dan Dana. Punggungan geantiklinal tersebut bercabang di
daerah Sawu. Salah satu cabangnya membentuk sebuah ambang yang turun ke laut
melewati Raijua dan Dana, berakhir ke arah punggungan bawah laut di selatan
Jawa. Cabang lain merupakan rantai penghubung dengan busur dalam yang melintasi
daerah dekat Sunda.
a)
Palung Belakang
Di sebelah timur Flores dibentuk oleh
bagian barat basin Banda selatan. Di sebelah utara Flores dan Sumbawa
terbentang laut Flores, yang dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
1)
Laut
Flores Barat laut, berupa dataran (platform) yang luas dan dangkal, yang
menghubungkan lengan selatan Sulawesi dengan dangkalan Sunda.
2)
Basin
Flores Tengah, berbentuk segitiga dengan puncak terletak di sebelah selatan
volkan Lompobatang, yang berhubungan dengan depresi Walanae. Sedangkan dasarnya
terletak di sepanjang pantai utara Flores, yang merupakan bagian terdalam
(-5140).
3)
Laut
Flores Timur terdiri dari punggungan dan palung diantaranya, yang menghubungkan
lengan selatan Sulawesi dengan punggungan bawah laut Batu Tara.
Di sebelah utara Bali dan Lombok palung belakang ini dibentuk oleh Laut Bali (lebar 100 km dan dalam 1500 m) ke arah barat dasarnya berangsur-angsur terangkat sampai bersambung dengan laut dangkal di selat Madura.
Di sebelah utara Bali dan Lombok palung belakang ini dibentuk oleh Laut Bali (lebar 100 km dan dalam 1500 m) ke arah barat dasarnya berangsur-angsur terangkat sampai bersambung dengan laut dangkal di selat Madura.
b)
Busur Dalam
Busur dalam Nusa Tenggara merupakan
kelanjutan dari Jawa menuju Busur Dalam Banda. Di Nusa Tenggara merupakan
punggungan geantiklinal. Selat diantara pulau di bagian barat dangkal dan
menjadi lebih dalam ke arah timur.
Struktur umum Lombok di sebelah utara
merupakan zone volkanis dengan volkan aktif Rinjani (zone Solo), dataran rendah
Mataram (subzone Blitar). Di
selatan berupa pegunungan selatan dengan materi kapur Tertier dan breksi
volkanis.
Bali dipisahkan oleh selat Bali terhadap Jawa. Zone di Bali sama dengan Jawa. Bagian utara merupakan bagian terluas terdiri dari volkan-volkan. Kuarter yang masih aktif, menunjukkan kelanjutan kompleks volkan muda di Jawa. Dataran Denpasar yang membentang pada kaki selatan volkan termasuk sub zone Blitar di Jawa. Dataran ini dihubungkan oleh tanah genting yang menyempit dengan bukit-bukit kapur Tertier Ulu Watu (213 m) yang dapat dibandingkan dengan semenanjung Blambangan. Pulau Nusa Panida (529 m) antara Bali dan Lombok juga terdiri dari kapur Tertier ini.
Fisiografi Sumbawa yang khas adalah adanya depresi yang memisahkan geantiklinal menjadi beberapa bagian, diantaranya berupa teluk di bagian timur. Teluk tersebut dipisahkan dari laut oleh pulau Mojo yang memberikan sifat khas dari depresi antar pegunungan pada puncak geantiklinal. Sisi utara ditumbuhi oleh beberapa volkan muda. Volkan Ngenges, Tambora dan Soromandi menghasilkan batuan leucit. Sedimen tertier dan batuan kapur alkali disebarkan secara luas di pulau Sumbawa. Hal ini memberikan gambaran bahwa zone pegunungan Selatan Jawa terdapat di seluruh pulau Sumbawa dan depresi menengah yang disebut zone Solo. Teluk Saleh merupakan sebuah depressi terpencil dari zone Solo.
Bali dipisahkan oleh selat Bali terhadap Jawa. Zone di Bali sama dengan Jawa. Bagian utara merupakan bagian terluas terdiri dari volkan-volkan. Kuarter yang masih aktif, menunjukkan kelanjutan kompleks volkan muda di Jawa. Dataran Denpasar yang membentang pada kaki selatan volkan termasuk sub zone Blitar di Jawa. Dataran ini dihubungkan oleh tanah genting yang menyempit dengan bukit-bukit kapur Tertier Ulu Watu (213 m) yang dapat dibandingkan dengan semenanjung Blambangan. Pulau Nusa Panida (529 m) antara Bali dan Lombok juga terdiri dari kapur Tertier ini.
Fisiografi Sumbawa yang khas adalah adanya depresi yang memisahkan geantiklinal menjadi beberapa bagian, diantaranya berupa teluk di bagian timur. Teluk tersebut dipisahkan dari laut oleh pulau Mojo yang memberikan sifat khas dari depresi antar pegunungan pada puncak geantiklinal. Sisi utara ditumbuhi oleh beberapa volkan muda. Volkan Ngenges, Tambora dan Soromandi menghasilkan batuan leucit. Sedimen tertier dan batuan kapur alkali disebarkan secara luas di pulau Sumbawa. Hal ini memberikan gambaran bahwa zone pegunungan Selatan Jawa terdapat di seluruh pulau Sumbawa dan depresi menengah yang disebut zone Solo. Teluk Saleh merupakan sebuah depressi terpencil dari zone Solo.
Pulau Flores dipisahkan dari Sumba oleh
selat Sape. Komodo dan Rinca termasuk ke dalam puncak geantiklinal Flores
Tengah, yang terdiri dari batuan volkanis lebih tua (Tertier) dan intrusi
magmatis yang dapat dibandingkan dengan Pegunungan Selatan Jawa. Volkan-volkan
yang lebih muda muncul di sepanjang pantai selatan Flores Barat. Di Flores
Timur geantiklinal itu berupa sumbu yang tenggelam sehingga batuan volkanis
yang lebih tua dan intrusi granodiorit tidak begitu banyak, serta hanya
terdapat volkan muda yang muncul dibagian puncaknya. Geantiklinal itu
bersambung disepanjang Solor, Adonara, Lomblen dan Pantar, dimana pulau-pulau
tersebut terdiri dari volkan yang aktif. Sumbu itu kemudian melalui Alor,
Kambing, Wetar dan Romang. Di bagian ini busur dalam tidak memiliki volkan
aktif. Pulau-pulau tersebut tersusun dari endapan volkanis Tertier akhir yang
sebagian terdapat di bawah permukaan laut.
c)
Palung Antara dengan Sumba
Palung ini berada di antara busur dalam
volkanis Jawa-Bali-Lombok dan punggungan dasar laut sebelah selatan Jawa.
Bagian terdalam terdapat di selatan Lombok, bercabang dua ke arah timur menjadi
dua cabang yaitu sebelah utara dan selatan Sumba. Cabang-cabang ini merupakan
penghubung antara palung sebelah selatan Jawa dan Basin Sawu antara Flores
timur dan Roti. Lereng yang curam pada Wetar dan basin Sawu serta dasar laut
yang datar menunjukkan adanya penurunan permukaan bumi. Sedangkan ujung timur
dan baratnya dibatasi oleh pengangkatan seperti sembul (horst) di Kisar dan
Sumba. Kedua pulau tersebut secara morfologis termasuk zone palung antara.
d)
Busur Luar
Pulau-pulau di nusa tenggara yang termasuk
busur luar adalah: Dana, Raijua, Sawu, Roti, Seman dan Timor. Punggungan dasar
laut dari selatan Jawa muncul sampai 1200 m dibawah permukaan laut, selanjutnya
turun ke arah timur sampai 4000 m. Palung antara tersebut sebagian terangkat.
Selanjutnya sumbu geantiklinal itu naik lagi sampai ke pulau-pulau Sawu, Dana,
Raijua, dan Sawu.
Pulau sawu mempunyai terumbu karang yang
tingginya 300 m dpl dan mengelilingi pulau ini yang tersusun dari batuan
pre-tertier. Punggungan dana-Raijua-Sawu serong terhadap punggungan Roti-Timor,
dari tempat itu dipisahkan oleh selat Daong. Pulau Roti tersusun dari sedimen
terlipat kuat dan tertutup oleh batu karang kuater yang tingginya 430 m dpl.
Timor merupakan hasil geantiklinal yang lebar. Disamping itu terdapat depressi
memanjang di puncaknya, melalui Teluk Kupang sampai perbatasan Timor Leste dan
berakhir di muara sungai Lois.
e)
Palung Depan
Antar pulau Chrismast dan punggungan bawah
laut di selatan Jawa terdapat cekungan dalam utama yang membujur arah
timur-barat, kedalamannya 7450 m. Palung depan Jawa dari sistem pegunungan
Sunda itu membentang ke arah timur. Sampai di Sumba kedalamannya berkurang dan
di sebelah selatan Sawu melengkung ke timur laut sejajar dengan Timor. Sampai
di pulau Roti dipisahkan oleh punggungan (1940 m) terhadap palung Timor. Palung
di selatan Jawa itu di bagian selatan dibatasi oleh pengangkatan dasar laut
yang tidak jelas batasnya melalui Pulau Chrismast menuju dasar laut yang
dalamnya 3000-4000 m. bagian timur palung Timor ini dibatasi oleh dangkalan
Australia atau dangkalan Sahul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar