Rabu, 28 Desember 2011

GEOGRAFI REGIONAL
FAUNA INDONESIA

KELOMPOK 5
    1. PATRIYANI          :         2009.133.339
    2. YUNITA UTAMI  :         2009.133.332
    3. YURI HATSUKO :         2009.133.323
    4. CINTAMI              :        2009.133.340
    5. RIZKA AYU          :        2009.133.323
    6. LAILA RAHMI      :        2009.133.357




KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya makalah yang berjudul “ FAUNA DI INDONESIA ” ini dapat diselesaikan.  Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini yang merupakan tugas dari mata kuliah Managemen Kepemimpinan.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dalam penulisan maupun yang berkaitan dengan materi.  Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga nantinya dapat dijadikan tolak ukur dalam perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan balasan atas segala jasa dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.  Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.  Amin....

                                                                                                  Palembang,  Oktober 2011






DAFTAR ISI

1. Kata Pengantar ..............................................................................................................
2. Daftar Isi ........................................................................................................................ 
    Bab I PENDAHULUAN
    Bab II PEMBAHASAN
   2.1 Asal Fauna Indonesia .......................................................................................
   2.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Persebaran Fauna.......................................
   2.3 Persebaran Fauna di Indonesia..........................................................................
   2.4 Kerusakan Fauna serta Pengaruhnya terhadap Lingkungan..........................
   2.5 Pelestarian Fauna ..............................................................................................
   2.6 Fauna Identitas Provinsi di Indonesia bagi tiap-tiap Provinsi……………….
    Bab lll Kesimpulan .........................................................................................................
3. Daftar Pustaka ................................................................................................................







BAB 1
PENDAHULUAN
Fauna Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi karena wilayahnya yang luas dan berbentuk kepulauan tropis. Keanekaragaman yang tinggi ini disebabkan oleh Garis Wallace, yang membagi Indonesia menjadi dua area; zona zoogeografi Asia, yang dipengaruhi oleh fauna Asia, dan zona zoogeografi Australasia, dipengaruhi oleh fauna Australia. Pencampuran fauna di Indonesia juga dipengaruhi oleh ekosistem yang beragam di antaranya: pantai, bukit pasir, muara, hutan bakau, dan terumbu karang.
Masalah ekologi yang muncul di Indonesia adalah proses industrialisasi dan pertumbuhan populasi yang tinggi, yang menyebabkan prioritas pemeliharaan lingkungan menjadi terpinggirkan. Keadaan ini menjadi semakin buruk akibat aktivitas pembalakan liar, yang menyebabkan berkurangnya area hutan; sedangkan masalah lain, termasuk tingginya urbanisasi, polusi udara, manajemen sampah dan sistem pengolahan limbah juga berperan dalam perusakan hutan.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1Asal Fauna Indonesia
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/87/L%C3%ADnea_de_Wallace.jpg/200px-L%C3%ADnea_de_Wallace.jpg
Asal mula fauna Indonesia sangat dipengaruhi oleh aspek geografi dan peristiwa geologi di benua Asia dan Australia. Pada zaman purba, pulau Irian (New Guinea) tergabung dengan benua australia.
Nama dari benua Ausralia 12.000.000 tahun yang lalu untuk sebagai landasan benua Australia yang akan dibentuk dari batuan yang umurnya muda yaitu kurang dari 2 juta tahun. Benua Australia membentuk superbenua yang dinamakan superbenua selatan Gondwana. Superbenua ini mulai terpecah 140 juta tahun yang lalu, dan daerah New Guinea (yang dikenal sebagai Sahul) bergerak menuju khatulistiwa. Akibatnya, hewan di New Guinea berpindah ke benua Australia dan demikian pula sebaliknya, menimbulkan berbagai macam spesies yang hidup di berbagai area hidup dalam ekosistem. Aktivitas ini terus berlanjut dua daerah ini benar-benar terpisah.
Di lain pihak, pengaruh benua Asia merupakan akibat dari reformasi superbenua Laurasia, yang timbul setelah pecahnya Rodinia sekitar 1 milyar tahun yang lalu. Sekitar 200 juta tahun yang lalu, superbenua Laurasia benar-benar terpisah, membentuk Laurentia (sekarang Amerika) dan Eurasia. Pada saat itu, sebagian wilayah Indonesia masih belum terpisah dari superbenua Eurasia. Akibatnya, hewan-hewan dari Eurasia dapat saling berpindah dalam wilayah kepulauan Indonesia, dan dalam ekosistem yang berbeda, terbentuklah spesies-spesies baru.
Pada abad ke-19, Alfred Russel Wallace mengusulkan ide tentang Garis Wallace, yang merupakan suatu garis imajiner yang membagi kepulauan Indonesia ke dalam dua daerah, daerah zoogeografis Asia dan daerah zoogeografis Australasia (Wallacea). Garis tersebut ditarik melalui kepulauan Melayu, di antara Kalimantan (Borneo) dan Sulawesi (Celebes); dan di antara Bali dan Lombok. Walaupun jarak antara Bali dan Lombok relatif pendek, sekitar 35 kilometer, distribusi fauna di sini sangat dipengaruhi oleh garis ini. Sebagai contoh, sekelompok burung tidak akan mau menyeberang laut terbuka walaupun jaraknya pendek.
2.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Persebaran Fauna
Ada tiga faktor utama yang  memengaruhi persebaran fauna di permukaan bumi, yakni
faktor penyebab persebaran, sarana persebaran, dan hambatan persebaran.


a.       Faktor Penyebab Persebaran
Faktor utama penyebab persebaran fauna di dunia adalah tekanan populasi, sehingga terjadi persaingan hebat yang memaksa hewan bermigrasi untukmempertahankan hidup. Faktor kedua adalah habitat baru yang memaksa hewan beradaptasi dengan lingkungan baru.
b. Sarana Persebaran
Dalam persebarannya, fauna sangat dipengaruhi oleh media, sehingga mereka dapat berkembang dan menyebar. Media ini bisa melalui angin, udara atau air.
c. Hambatan Persebaran
Secara umum, hambatan persebaran,  fauna meliputi hambatan iklim, tanah, topografi, dan biologis. Hambatan iklim terkait dengan kemampuan adaptasi makhluk hidup pada suhu udara, kelembapan udara, dan curah hujan. Hambatan tanah terkait dengan kesuburan tanah, hidrologi, dan aerasi tanah. Pola bentang alam tertentu dapat menjadi penghalang persebaran fauna. Hambatan bilogis terkait dengan ketersediaan makanan dan persaingan antarmakhluk hidup.

2.3 Persebaran Fauna di Indonesia
Dunia hewan di Indonesia juga bermacam-macam jenis serta jumlahnya, sebab
kehidupan hewan sangat dpengaruhi oleh keadaan tumbuh-tumbuhan dan iklim. Berikut ini adalah tiga daerah fauna di Indonesia.

a. Daerah  Fauna Indonesia Bagian Barat ( fauna asiatis )
Di Indonesia bagian barat terdapat hewan-hewan yang mirip hewan di daerah Asia, antara lain :
1) harimau terdapat di Jawa, Madura dan Bali
2) Beruang terdapat di Sumatra dan Kalimantan
3) Gajah terdapat di hutan-hutan Sumatra, mirip gajah Hindia
4) Badak terdapat di Sumatra dan Jawa, mirip badak di Malaysia, Thailand, Indocina, India dan Myanmar.
5) Banteng terdapat di Jawadan Kaimantan
6) Mawas ( orang hutan ) terdapat di Jawa dan Kalimantan
7) Siamang terdapat di Sumatra
8) Tapir terdapat di Sumatra dan Kalimantan
9) Kera gibbon terdapat di Sumatra dan Kalimantan
     Di daerah fauna Indonesia bagian barat juga ditemukan jenis kijang ( di Sumatra, Jawa,
Bali dan Lombok ), kancil pelanduk ( di Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Kepulauan Karimata ), trenggiling ( di Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan ), kungkang ( di Sumatra dan Kalimantan ), beberapa jenis buaya ( di Sumatra dan Kalimantan ), dan ikan pesut ( di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur ).
b. Daerah  Fauna Indonesia Bagian Timur ( fauna australis )
Fauna Australis disebut juga fauna gondwana. Fauna ini berada di paparan sahul, yang meliputi pulau Papua dan pulau-pulau di Dangkalan Sahul. Geologi paparan Sahul bergabung
dengan benua Australia sehingga fauna Indonesia memiliki kesamaan dengan fauna yang hidpu di Australia. F auna Australia ini dibatasi oleh garis Webber yang memanjang melalui Laut Timor, Laut Seram dan Laut Halmahera. Jenis Fauna Australia antara lain buaya air tawar, ikan duyung, katak pohon, landak semut, kuskus, kangguru pohon, ular piton hijau, burung kasuari, mabruk, kakak tua dan cendrawasih.
c. Daerah Fauna Indonesia Bagian Tengah ( Peralihan )
Hewan-hewan yang terdapat di fauna Indonesia bagian tengah adalah campuran dari fauna Indonesia bagian barat dan timur. Kecuali itu, di Indonesia bagian tengah terdapat hewan-hewan yang khas Indonesia. Fauna peralihan disebut juga dengan Zona Wallacea. Fauna jenis ini terletak di antara garis Wallacea ( sebelah barat ) dan garis Weber ( sebelah timur ). Misalnya fauna yang terdapat di Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Kepulauan Maluku.
Sebagian fauna di daerah peralihan mirip dengan fauna di Asia dan sebagian lagi mirip dengan fauna di Australia. Jenis fauna peralihan yang mirip dengan fauna Asiatis adalah kera dan tapir. Jenis fauna peralihan yang mirip dengan fauna Australis adalah kuskus dan kakaktua. Selain itu, di daerah ini juga terdapat fauna endemic, antara lain anoa, babi rusa, burung maleo, dan komodo.

2.4 Kerusakan Fauna serta Pengaruhnya terhadap Lingkungan
Alam diciptakan Tuhan Yang Maha Esa untuk dinikmati oleh umat-Nya. Manusia dengan segala kelebihannya ( terutama berpikir ), diharapkan dapat melestarikan alam ini untuk kesinambungan generasi penerus. Dengan kata lain, alam harus dijaga dari kerusakan.
Dalam suatu wilayah tertentu selalu terjadi interaksi antara populasi sebuah spesies dengan spesies lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan demikian, akan terjalin suatu kehidupan komunitas atau kelompok kehidupan. Dalam suatu komunitas terdapat komponen-komponen fauna, flora dan mikroorganisme. Dalam suatu komunitas tersebut terdapat suatu siklus, perkembangan maupun mutasi dan modifikasi, karena adanya variasi-variasi lingkungan yang memberi seleksi alamiah.
Suatu makhluk hidup, tidak hanya tergantung pada makhluk hidup yang lain, namun  juga tergantung pada makhluk yang tidak hidup ( lingkungan fisis ). Keadaan iklim sangat berpengaruh terhadap dunia tumbuh-tumbuhan, sedang keadaan tumbuh-tumbuhan memengaruhi adanya jenis-jenis hewan tertentu.
2.5 Pelestarian Fauna
Berbagai usaha telah dilakukan manusia baik secara individu maupun institusi untuk menjaga kelestarian fauna, seperti :
a.       Suaka Margasatwa dan Cagar Alam
Suaka margasatwa memberi perlindungan terhadap jenis-jenis hewan tertentu yang dianggap mengkhawatirkan populasinya dan dilaksanakan berdasarkan undang-undang pemerintah. Perlindungan terhadap jenis-jenis hewan tidak bisa dipisahkan dengan perlindungan alam secara umum, sebab alam merupakan tempat hidup ( habitat ) hewan.
b.      Penyuluhan kepada Masyarakat
Telah kalian ketahui bahwa habitat bagi fauna adalah hutan. Dengan demikian, hutan mendapat perhatian serius dari seluruh masyarakat untuk dijaga kelestariannya.

c.       Penegakan Hukum
Penegakan hukum ini sangat penting. Jika menginginkan hutan tetap lestari dan terjaga, maka diperlukan tindakan tegas terhadap siapapun yang melanggar hukum dan membahayakan kelestarian lingkungan. Selain itu, diperlukan pula adanya lembaga pemantau lingkungan dari dalam dan luar negeri.
2.6 Fauna Identitas Provinsi di Indonesia bagi tiap-tiap Provinsi
Tiap- tiap provinsi di Indonesia memiliki fauna identitas yang mencerminkan keberagaman hayati di daerahnya. Pilihan fauna-fauna tersebut berdasarkan berdasarkan bahwa fauna tersebut endemik di provinsi tertentu, khas provinsi tertentu atau merupakan komoditi andalan provinsi tertentu.
Berikut ini adalah fauna identitas provinsi di Indonesia bagi tiap-tiap provinsi.
Provinsi
Fauna Identitas
Nama Latin
Trichixos pyrropygus
Beo Nias
Kuau Raja
Serindit Melayu
Ikan Kakap merah
Harimau Sumatera
Ikan Belida
Mantilin
Beruang Madu
Gajah Sumatera
Badak Jawa
Elang Bondol
Macan Tutul Jawa
Kepodang Emas
Perkutut
Ayam bekisar
Jalak Bali
Rusa Timor
Biawak Komodo
Enggang Gading
Kuau Kerdil Kalimantan
Bekantan
Pesut Mahakam
Julang Sulawesi
Mandar Dengkur
Anoa
Maleo
Ikan Bulala'o
Tangkasi
Bidadari Halmahera
Nuri raja Ambon
Cendrawasih Merah
Cendrawasih 12 Kawat










BAB III
KESIMPULAN
Asal mula fauna Indonesia sangat dipengaruhi oleh aspek geografi dan peristiwa geologi di benua Asia dan Australia. Pada zaman purba, pulau Irian (New Guinea) tergabung dengan benua australia.
Ada tiga faktor utama yang  memengaruhi persebaran fauna di permukaan bumi, yakni
faktor penyebab persebaran, sarana persebaran, dan hambatan persebaran.
Dunia hewan di Indonesia juga bermacam-macam jenis serta jumlahnya, sebab
kehidupan hewan sangat dpengaruhi oleh keadaan tumbuh-tumbuhan dan iklim.
Berbagai usaha telah dilakukan manusia baik secara individu maupun institusi untuk menjaga kelestarian fauna, seperti : Suaka Margasatwa dan Cagar Alam, Penyuluhan kepada masyarakat, serta Penegakan Hukum.






DAFTAR PUSTAKA
2.       Severin, Tim (15 Oktober 1997). The Spice Island Voyage: In Search of Wallace. Great Britain: Abacus Travel. ISBN 0-349-11040-9
4.      Khosim Amir. 2007. Geografi SMA Kelas XI . Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
5.      Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 27 Tahun 2005 tentang Penetapan Identitas Fauna Jawa Barat Provinsi Jawa Barat Tanggal 20 Juni 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar