GEOGRAFI REGIONAL
FAUNA INDONESIA
KELOMPOK 5
- PATRIYANI : 2009.133.339
- YUNITA UTAMI : 2009.133.332
- YURI HATSUKO : 2009.133.323
- CINTAMI : 2009.133.340
- RIZKA AYU : 2009.133.323
- LAILA RAHMI : 2009.133.357
KATA
PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya makalah yang berjudul “ FAUNA
DI INDONESIA ” ini dapat
diselesaikan. Tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini yang merupakan tugas dari mata kuliah Managemen
Kepemimpinan.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan baik dalam penulisan maupun yang berkaitan dengan
materi. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga nantinya dapat
dijadikan tolak ukur dalam perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Semoga
Allah SWT, senantiasa memberikan balasan atas segala jasa dan kebaikan yang
telah diberikan kepada penulis. Akhir
kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin....
Palembang, Oktober 2011
DAFTAR ISI
1. Kata Pengantar
..............................................................................................................
2. Daftar Isi
........................................................................................................................
Bab I PENDAHULUAN
Bab II PEMBAHASAN
2.1 Asal Fauna Indonesia .......................................................................................
2.2 Faktor-Faktor
yang Memengaruhi Persebaran Fauna.......................................
2.3 Persebaran Fauna di Indonesia..........................................................................
2.4 Kerusakan
Fauna serta Pengaruhnya terhadap Lingkungan..........................
2.5 Pelestarian
Fauna ..............................................................................................
2.6 Fauna Identitas Provinsi di
Indonesia bagi tiap-tiap Provinsi……………….
Bab lll
Kesimpulan .........................................................................................................
3. Daftar Pustaka
................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Fauna
Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi karena wilayahnya
yang luas dan berbentuk kepulauan tropis. Keanekaragaman yang tinggi ini
disebabkan oleh Garis
Wallace, yang membagi Indonesia
menjadi dua area; zona zoogeografi Asia, yang dipengaruhi oleh fauna Asia, dan zona zoogeografi Australasia,
dipengaruhi oleh fauna Australia.
Pencampuran fauna di Indonesia juga dipengaruhi oleh ekosistem
yang beragam di antaranya: pantai,
bukit pasir, muara, hutan bakau,
dan terumbu
karang.
Masalah ekologi yang muncul
di Indonesia adalah proses industrialisasi dan pertumbuhan populasi
yang tinggi, yang menyebabkan prioritas pemeliharaan lingkungan menjadi
terpinggirkan. Keadaan ini menjadi semakin buruk akibat aktivitas pembalakan liar,
yang menyebabkan berkurangnya area hutan; sedangkan masalah lain, termasuk
tingginya urbanisasi, polusi udara,
manajemen sampah
dan sistem pengolahan limbah juga berperan dalam perusakan hutan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1Asal Fauna Indonesia
Asal mula fauna Indonesia
sangat dipengaruhi oleh aspek geografi dan peristiwa geologi di benua Asia dan
Australia. Pada zaman purba, pulau Irian (New Guinea) tergabung dengan benua
australia.
Nama dari benua Ausralia
12.000.000 tahun yang lalu untuk sebagai landasan benua Australia yang akan dibentuk
dari batuan yang umurnya muda yaitu kurang dari 2 juta tahun. Benua Australia
membentuk superbenua yang dinamakan superbenua
selatan Gondwana.
Superbenua ini mulai terpecah 140 juta tahun yang lalu, dan daerah New Guinea
(yang dikenal sebagai Sahul) bergerak menuju khatulistiwa.
Akibatnya, hewan di New Guinea berpindah ke benua Australia dan demikian
pula sebaliknya, menimbulkan berbagai macam spesies yang hidup di berbagai area
hidup dalam ekosistem.
Aktivitas ini terus berlanjut dua daerah ini benar-benar terpisah.
Di lain pihak, pengaruh
benua Asia merupakan akibat dari reformasi superbenua Laurasia, yang
timbul setelah pecahnya Rodinia
sekitar 1 milyar tahun yang lalu. Sekitar 200 juta tahun yang lalu, superbenua
Laurasia benar-benar terpisah, membentuk Laurentia (sekarang Amerika)
dan Eurasia.
Pada saat itu, sebagian wilayah Indonesia masih belum terpisah dari superbenua
Eurasia. Akibatnya, hewan-hewan dari Eurasia dapat saling berpindah dalam
wilayah kepulauan Indonesia, dan dalam ekosistem yang berbeda, terbentuklah
spesies-spesies baru.
Pada abad ke-19, Alfred Russel
Wallace
mengusulkan ide tentang Garis Wallace, yang merupakan suatu garis imajiner yang membagi kepulauan
Indonesia ke dalam dua daerah, daerah zoogeografis Asia dan daerah zoogeografis
Australasia (Wallacea). Garis tersebut ditarik melalui kepulauan Melayu, di antara Kalimantan (Borneo) dan Sulawesi (Celebes); dan di antara Bali dan Lombok. Walaupun jarak antara Bali dan
Lombok relatif pendek, sekitar 35 kilometer, distribusi fauna di sini sangat
dipengaruhi oleh garis ini. Sebagai contoh, sekelompok burung tidak akan mau
menyeberang laut terbuka walaupun jaraknya pendek.
2.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Persebaran Fauna
Ada tiga faktor
utama yang memengaruhi persebaran fauna
di permukaan bumi, yakni
faktor penyebab persebaran, sarana persebaran, dan
hambatan persebaran.
a.
Faktor Penyebab Persebaran
Faktor utama penyebab persebaran fauna di dunia adalah
tekanan populasi, sehingga terjadi persaingan hebat yang memaksa hewan
bermigrasi untukmempertahankan hidup. Faktor kedua adalah habitat baru yang
memaksa hewan beradaptasi dengan lingkungan baru.
b. Sarana Persebaran
Dalam persebarannya, fauna sangat dipengaruhi oleh media,
sehingga mereka dapat berkembang dan menyebar. Media ini bisa melalui angin, udara
atau air.
c. Hambatan Persebaran
Secara
umum, hambatan persebaran, fauna
meliputi hambatan iklim, tanah, topografi, dan biologis. Hambatan iklim terkait
dengan kemampuan adaptasi makhluk hidup pada suhu udara, kelembapan udara, dan
curah hujan. Hambatan tanah terkait dengan kesuburan tanah, hidrologi, dan
aerasi tanah. Pola bentang alam tertentu dapat menjadi penghalang persebaran
fauna. Hambatan bilogis terkait dengan ketersediaan makanan dan persaingan
antarmakhluk hidup.
2.3 Persebaran Fauna di Indonesia
Dunia hewan di Indonesia juga bermacam-macam jenis serta
jumlahnya, sebab
kehidupan hewan sangat dpengaruhi oleh keadaan
tumbuh-tumbuhan dan iklim. Berikut ini adalah tiga daerah fauna di Indonesia.
a. Daerah Fauna Indonesia
Bagian Barat ( fauna asiatis )
Di
Indonesia bagian barat terdapat hewan-hewan yang mirip hewan di daerah Asia,
antara lain :
1)
harimau terdapat di Jawa, Madura dan Bali
2)
Beruang terdapat di Sumatra dan Kalimantan
3)
Gajah terdapat di hutan-hutan Sumatra, mirip gajah Hindia
4)
Badak terdapat di Sumatra dan Jawa, mirip badak di Malaysia, Thailand,
Indocina, India dan Myanmar.
5)
Banteng terdapat di Jawadan Kaimantan
6)
Mawas ( orang hutan ) terdapat di Jawa dan Kalimantan
7)
Siamang terdapat di Sumatra
8)
Tapir terdapat di Sumatra dan Kalimantan
9)
Kera gibbon terdapat di Sumatra dan Kalimantan
Di daerah
fauna Indonesia bagian barat juga ditemukan jenis kijang ( di Sumatra, Jawa,
Bali dan Lombok ), kancil pelanduk ( di Sumatra, Jawa,
Kalimantan dan Kepulauan Karimata ), trenggiling ( di Sumatra, Jawa, Bali dan
Kalimantan ), kungkang ( di Sumatra dan Kalimantan ), beberapa jenis buaya ( di
Sumatra dan Kalimantan ), dan ikan pesut ( di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur
).
b. Daerah
Fauna Indonesia Bagian Timur ( fauna australis )
Fauna Australis disebut juga fauna gondwana. Fauna ini
berada di paparan sahul, yang meliputi pulau Papua dan pulau-pulau di
Dangkalan Sahul. Geologi paparan Sahul bergabung
dengan benua Australia sehingga fauna Indonesia memiliki
kesamaan dengan fauna yang hidpu di Australia. F auna Australia ini dibatasi
oleh garis Webber yang memanjang melalui Laut Timor, Laut Seram dan Laut
Halmahera. Jenis Fauna Australia antara lain buaya air tawar, ikan duyung,
katak pohon, landak semut, kuskus, kangguru pohon, ular piton hijau, burung
kasuari, mabruk, kakak tua dan
cendrawasih.
c. Daerah Fauna Indonesia Bagian Tengah ( Peralihan )
Hewan-hewan
yang terdapat di fauna Indonesia bagian tengah adalah campuran dari fauna
Indonesia bagian barat dan timur. Kecuali itu, di Indonesia bagian tengah
terdapat hewan-hewan yang khas Indonesia. Fauna peralihan disebut juga dengan
Zona Wallacea. Fauna jenis ini terletak di antara garis Wallacea ( sebelah
barat ) dan garis Weber ( sebelah timur ). Misalnya fauna yang terdapat di
Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Kepulauan Maluku.
Sebagian fauna di
daerah peralihan mirip dengan fauna di Asia dan sebagian lagi mirip dengan
fauna di Australia. Jenis fauna peralihan yang mirip dengan fauna Asiatis
adalah kera dan tapir. Jenis fauna peralihan yang mirip dengan fauna Australis
adalah kuskus dan kakaktua. Selain itu, di daerah ini juga terdapat fauna
endemic, antara lain anoa, babi rusa, burung maleo, dan komodo.
2.4 Kerusakan Fauna serta Pengaruhnya terhadap
Lingkungan
Alam
diciptakan Tuhan Yang Maha Esa untuk dinikmati oleh umat-Nya. Manusia dengan
segala kelebihannya ( terutama berpikir ), diharapkan dapat melestarikan alam ini
untuk kesinambungan generasi penerus. Dengan kata lain, alam harus dijaga dari
kerusakan.
Dalam
suatu wilayah tertentu selalu terjadi interaksi antara populasi sebuah spesies
dengan spesies lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan
demikian, akan terjalin suatu kehidupan komunitas atau kelompok kehidupan.
Dalam suatu komunitas terdapat komponen-komponen fauna, flora dan
mikroorganisme. Dalam suatu komunitas tersebut terdapat suatu siklus,
perkembangan maupun mutasi dan modifikasi, karena adanya variasi-variasi
lingkungan yang memberi seleksi alamiah.
Suatu
makhluk hidup, tidak hanya tergantung pada makhluk hidup yang lain, namun juga tergantung pada makhluk yang tidak hidup
( lingkungan fisis ). Keadaan iklim sangat berpengaruh terhadap dunia
tumbuh-tumbuhan, sedang keadaan tumbuh-tumbuhan memengaruhi adanya jenis-jenis
hewan tertentu.
2.5 Pelestarian Fauna
Berbagai usaha telah dilakukan manusia baik secara
individu maupun institusi untuk menjaga kelestarian fauna, seperti :
a.
Suaka Margasatwa dan Cagar Alam
Suaka margasatwa memberi
perlindungan terhadap jenis-jenis hewan tertentu yang dianggap mengkhawatirkan
populasinya dan dilaksanakan berdasarkan undang-undang pemerintah. Perlindungan
terhadap jenis-jenis hewan tidak bisa dipisahkan dengan perlindungan alam
secara umum, sebab alam merupakan tempat hidup ( habitat ) hewan.
b.
Penyuluhan kepada Masyarakat
Telah kalian ketahui
bahwa habitat bagi fauna adalah hutan. Dengan demikian, hutan mendapat
perhatian serius dari seluruh masyarakat untuk dijaga kelestariannya.
c.
Penegakan Hukum
Penegakan hukum ini
sangat penting. Jika menginginkan hutan tetap lestari dan terjaga, maka
diperlukan tindakan tegas terhadap siapapun yang melanggar hukum dan
membahayakan kelestarian lingkungan. Selain itu, diperlukan pula adanya lembaga
pemantau lingkungan dari dalam dan luar negeri.
2.6 Fauna Identitas Provinsi di Indonesia bagi tiap-tiap Provinsi
Tiap- tiap provinsi di Indonesia memiliki fauna identitas
yang mencerminkan keberagaman hayati di daerahnya. Pilihan fauna-fauna tersebut
berdasarkan berdasarkan bahwa fauna tersebut endemik di provinsi tertentu, khas
provinsi tertentu atau merupakan komoditi andalan provinsi tertentu.
Berikut
ini adalah fauna identitas provinsi di Indonesia bagi tiap-tiap provinsi.
Provinsi
|
Fauna Identitas
|
Nama Latin
|
Trichixos pyrropygus
|
||
Beo Nias
|
||
Kuau Raja
|
||
Serindit Melayu
|
||
Ikan Kakap merah
|
||
Harimau Sumatera
|
||
Ikan Belida
|
||
Mantilin
|
||
Beruang Madu
|
||
Gajah Sumatera
|
||
Badak Jawa
|
||
Elang Bondol
|
||
Macan Tutul Jawa
|
||
Kepodang Emas
|
||
Perkutut
|
||
Ayam bekisar
|
||
Jalak Bali
|
||
Rusa Timor
|
||
Biawak Komodo
|
||
Enggang Gading
|
||
Kuau Kerdil Kalimantan
|
||
Bekantan
|
||
Pesut Mahakam
|
||
Julang Sulawesi
|
||
Mandar Dengkur
|
||
Anoa
|
||
Maleo
|
||
Ikan Bulala'o
|
||
Tangkasi
|
||
Bidadari Halmahera
|
||
Nuri raja Ambon
|
||
Cendrawasih Merah
|
||
Cendrawasih 12 Kawat
|
BAB III
KESIMPULAN
Asal mula fauna Indonesia
sangat dipengaruhi oleh aspek geografi dan peristiwa geologi di benua Asia dan
Australia. Pada zaman purba, pulau Irian (New Guinea) tergabung dengan benua
australia.
Ada tiga faktor
utama yang memengaruhi persebaran fauna
di permukaan bumi, yakni
faktor penyebab persebaran, sarana persebaran, dan
hambatan persebaran.
Dunia
hewan di Indonesia juga bermacam-macam jenis serta jumlahnya, sebab
kehidupan hewan sangat dpengaruhi oleh keadaan tumbuh-tumbuhan dan iklim.
Berbagai usaha telah
dilakukan manusia baik secara individu maupun institusi untuk menjaga
kelestarian fauna, seperti : Suaka
Margasatwa dan Cagar Alam, Penyuluhan kepada masyarakat, serta Penegakan Hukum.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
"Indonesia’s
Natural Wealth: The Right of a Nation and Her People". Islam Online. 22 Mei 2003. http://www.islamonline.net/English/Science/2003/05/article13.shtml.
2.
Severin,
Tim (15 Oktober 1997). The Spice Island Voyage: In Search of Wallace.
Great Britain: Abacus Travel. ISBN 0-349-11040-9
3. "Facts about
Indonesian animals".
ProFauna Indonesia. 1 April 2006. http://www.profauna.or.id/English/animal-fact.html
4. Khosim
Amir. 2007. Geografi SMA Kelas XI . Jakarta:
PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
5.
Keputusan
Gubernur Jawa Barat No. 27 Tahun 2005 tentang Penetapan Identitas Fauna Jawa
Barat Provinsi Jawa Barat Tanggal
20 Juni 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar