Rabu, 14 November 2012

KONSEP EKOLOGI



BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropic.
Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang (homeostatis). Perubahan terhadap salah satu komponen akan mempengaruhi komponen lainnya. Homeostatis adalah kecenderungan sistem biologi untuk menahan perubahan dan selalu berada dalam keseimbangan.
Ekosistem mampu memelihara dan mengatur diri sendiri seperti halnya komponen penyusunnya yaitu organisme dan populasi. Dengan demikian, ekosistem dapat dianggap suatu cibernetik di alam. Namun manusia cenderung mengganggu sistem pengendalian alamiah ini. Ekosistem merupakan kumpulan dari bermacam-macam dari alam tersebut, contoh heewan, tumbuhan, lingkungan, dan yang terakhir manusia
Untuk lebih memahami mengenai ilmu ekologi ini, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui dan memahami konsep-konsep ekologi itu dahulu. Pada makalah ini kami akan membahas mengenai konsep-konsep ekologi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari ekologi?
2. Apa saja yang berkaian dengan konsep-konsep ekologi?
C. TUJUAN
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup
2. Untuk mengetahui pengertian ekologi
3. Untuk mengetahui konsep-konsep ekologi
D. MANFAAT
1. Dapat mengetahui pengertian ekologi
2. Dapat mengetahui konsep-konsep ekologi




























BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN EKOLOGI
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”) dan logos (“ilmu”). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 – 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
B. POPULASI DAN KOMUNITAS
Dalam ekologi maka satuan dasar pengkajiannya adalah populasi. Sebagai contoh, misalnya dalam satu kolam dihuni oleh jenis-jenis ganggang hijau, ganggang kersik bakteri, Cyclops, cacing, serangga air, ikan mujahir, ikan lele, ikan tambakan dan ikan emas. Setiap jenis jumlahnya lebih dari satu. Kumpulan makhluk hidup sejenis dalam kola mini membentuk suatu populasi. Jadi dalam kola mini dapat ditemukan populasi makhluk hidup.
Soeriaatmadja R.E. mengemukakan bahwa cara menentukan batasan populasi yang lebih baik adalah dengan mendasarkannya pada pengaruh satu individu terhadap individu yang lain dalam satu populasi. Jadi, populasi dipandang sebagai suatu system yang dinamis dari segala individu yang selalu melakukan saling berhubungan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa populasi adalah kumpulan individu sejenis yang selalu melakukan saling hubungan dan mempunyai potensi untuk saling berbiak. Saling hubungan antara anggota populasi bukan hanya dalam pembiakan tetapi juga dalam persaingan mempertahankan hidupnya yang disebut kompetensi. Lebih besar jumlah individu populasi dalam satuan luas tertentu lebih hebat kompetisi yang terjadi. Akibat dari kompetisi dalam jangka pendek ialah yang “kuat” yang menang dan yang “lemah” tersisihkan, yaitu punah atau mencari tempat tinggal baru (beremigrasi). Akibat jangka panjang ialah terjadi perubahan berangsur-angsur pada populasi yang memungkinkannya lebih sesuai atau lebih beradaptasi dengan lingkungannya.
Pada suatu tempat populasi suatu tumbuhan mempengaruhi populasi tumbuhan lain. Populasi jenis tumbuhan pohon akan mempengaruhi populasi tumbuhan yang hidup pada pohon-pohon itu serta yang tumbuh di bawah naungannya. Saling pengaruhnya juga terlihat pada persainagn akan kebutuhan-kebutuhan dalam mempertahankan hidup dan jenis. Kesatuan seluruh populasi di suatu tempat tertentu membentuk komunitas.
Dalam kelangsungan hidup komunitas selalu terjadi interaksi bukan hanya antar populasi dalam komunitas itu, tetapi juga dengan factor-faktor geologic, kimia serta fisika lingkungan. Interaksi ini terutama dalam aliran materi dan energy membentuk suatu system yang dikenal sebagai ekosistem.
1. Ekosistem
Dilihat dari fungsinya, suatu ekositem itu terdiri atas dua komponen, yaitu sebagai berikut.
a. Komponen ototrof (autos = sendiri, trophikos = menyediakan makanan), yaitu organism yang mamapu menyediakan atau mensintesis makanannya sendiri yang berupa bahan-bahan organic dari bahan-bahan anorganik dengan bantuan energi matahari dan klorofil (butir hijau daun). Oleh karena itu, semua organism yang mengandung klorofil disebut organism ototrof.
b. Komponen heterotrof (heteros = berbeda, lain) yaitu organism yang mampu memanfaatkan bahan-bahan organic sebagai bahan makanannya dan bahan tersebut disintesis dan disediakan oleh organisme lain. Manusia, hewan, jamur dan jasad renik (mikroorganisme) termasuk dalam kelompok ini.
Kalau kita melihat ekosistem dari segi penyusunannya maka dapat kita bedakan empat komponen, yaitu sebagai berikut.
a. Komponen, abiotik (nonhayati), yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri atas tanah, air, udara, sinar matahari dan merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan.
b. Produsen, yaitu organism yang ototrof, misalnya umumnya terdiri dari tumbuhan berklorofil, yang dapat mensintesis makanan dari bahan-bahan anorganik yang sederhana.
c. Konsumen, yaitu organisme heterotrof, misalnya hewan dan manusia yang untuk hidupnya memakan organism lain.
d. Pengurai, perombak (“decomposer”), yaitu organisme heterotrof yang menguraikan bahan organic yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks), menpenguraian tersebut meyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepas bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Bakteri dan jamur termasuk dalam kelompok ini.
2. Jenis-Jenis Ekosistem
Jenis ekosistem dibagi 2 yaitu ekosistem darat (terestrial) dan akuatik. Ekosistem darat, seperti padang rumput, hutan, gurun dan tundra. Ekosistem akuatik, seperti ekosistem air tawar, ekosistem estuarine dan ekosistem marine. Ekosistem darat dibedakan atas dasar vegetasi yang dominan. Ekosistem akuatik masih dibedakan atas dasar sifat kimiawi yaitu kadar garamnya, ekosistem air tawar (kadar garam sangat rendah), dalamnya termasuk danau, kolam ngarai dan sungai. Sanudra dan laut merupakan ekosistem marine (kadar garam sangat tinggi). Teluk muara sungai dan rawa pasang surut di mana air tawar bercampur dengan air laut membentuk ekosistem estuarina.
Garis lintang memegang peranan sangat penting dalam menentukan jenis ekosistem karena banyaknya sinar matahari yang diterima, serta temperature tergantung dari padanya. Garis lintang juga mempengaruhi pola hembusan angin dan curah hujan.
Habitat dan nicia merupakan suatu konsep yang ekologi yang berbeda. Menurut Odum : habitat adalah alamat organisasi maka nicia adalah profesi atau pekerjaan organism
Sepanjang masa ekosistem mengalami perubahan. Adapun penyebab perubahan itu antara lain :
1. Perubahan iklim yang menentukan penyebaran berbagai ekosistem.
2. Pengaruh factor luar secara local seperti api, injakan injakan dan pencemaran
3. Perkembangan secara alami suatu system menuju kedewasaan atau keseimbangan.
Suksesi ekologi dapat terlihat dari tanah pertanian.yang mula mula terbentuk dari gulma  semak semak pohon
Tetapi pada daerah yang baru terbentuk akan melalui proses
Lumut kerak  melapukkan lahanmembentuk lapisan tanah sederhanazat organic membentuk lapisan tanah yang lebih kompleks rumput tumbuhtumbuhan perintis mati lapisan tanah makin tebal  tumbuhlah semakbelukar
Suksesi dapat dibedakan menjadi 2
1. Suksesi primer yaitu perubahan yang terjadi pada tempat yang sebelumnya memang tdk pernah dihuni
2. Suksesi sekunder yaitu perubahan ekosistem yang terjadi pada tempat dimana telah terdapat organisme
3. Energi
Adalah bukan hanya yang bisa mengalir dan berpindah tempat tetapi juga menjelaskan tentang perubahan ukuran besar serta arah.
a. Jenis perubahan energy
• Apabila benda bergerak lebih cepat maka benda tersebut memiliki energi kinetic yang tinggi
• Apabila object dipisahkjan dari tanah maka dikatakan memiliki energy potensial yang lebih besar
b. Mekanisme pemindahan energy
• Bila energy berpindah dari satu system ke system lain dengan pengaruh temperature
• Bila energy potensial nuklir berpindah dan mampu memutarkan turbin
Dalam pemindahan energy ini sebagian menjadi panas dan yang lainnya mengalir ke lingkungan sekitar
c. Sifat-sifat pemindahan energy
• Hukum kekekalan energy (apabila system berpindah ke energy yang lebih tinggi maka system lain energinya akan berpindah ke lebih rendah)
• Perubahan apapun yang terjadi maka sebagian akan berubah menjadi panas dan sisanya dialirkan ke lingkungan.
Cara penghitungannya
Efisiensi = energy yang dipindahkan x 100
Jumlah seluruh energy
4. Alliran Energi dan Materi dalam Ekosistem
Pada kenyatannya energy yang dipancarkan oleh matahari sangatlah besar namun
yang sampai kebumi hanyalah seberapa kira kira 2 kalori/cm kubik/menit.tidak sluruh radiasi ini mampu mencapai bumisebagian diserap oleh gas yang ada di atmosper. Sebagian radiasi yang ada di atmosper tidak semua diserap gas udara ada yang terpencar ada juga yang diserap tanah.
Bentuk bumi yang berupa bola juga mampu mempengaruhi aliran energy maka tidaksemua tempat pada permukaan disinari secaravertikal ada sinar yang datangnya miring.
5. Sumber Energi Hayati
Energy radiasi matahari melaluiproses fotosintesis telah diubah menjadi energy kimia
yang potensial bagi tumbuhan hijau sebagai sumber energy di ekosistem itu.
Sesuai dengan hokum termodinamika makaenergy hanya dapat berpindah dari satu bentuk mennjadi benntuk laintapitidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Tapi mengapappiramida makanan semakinkeatas semakin menyempit ? hal itu karena tidak semua energy yang disalurkann itu tersalurkan semua sebagian digunakan untuk dirinya bertahan hidup dan juga tidak semua pemakan mampu memakan apa yang mereka makan.
Hasil buangan organisme beserta bagian organism yang telah mati masih memiliki energy potensial. Dapatkah energy ini kembali dimanfaatkan ? jawabannya BISA salah satu contohnyayaitu usaha gas bio dimana susunan utama gas ini adalah gas metan yang sifatnya tidak berbau, berwarna,dan tidak berasa
Gas bio ini memanfaatkan sisa organik yang terdapat pada kotoran sampah hewan maupun manusia melalui beberapa proses. Bio gas terbentuk bila bahan organic dari kotoran sampah hewan maupun manusia direndam dalam air dan diletakkan dalam ruangan yang kedap udara sehingga tercipta suatu keadaan anaerob yatu tidak adanya udara, namun proses pembusukan ini dapat juga menggunakan suatu wadah khusus agar dapat menciptakan gas metan yang bagus.








BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
B. SARAN
Setelah mempelajari mengenai konsep-konsep ekologi ini, diharapkan kita dapat menjaga dan memanfaatkan sebaik mungkin ekosistem dengan berbagai faktor penyusunannya dengan baik. Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang (homeostatis). Karena perubahan terhadap salah satu komponen akan mempengaruhi komponen lainnya.














Daftar Pustaka
Kaligis, J.R.E, dkk. 2007. Pendidikan Lingkungan Hidup. Jakarta : Universitas Terbuka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar