Kamis, 19 Juli 2012

JANGAN SOMBONG???

Ada seorang filsuf yang menaiki sebuah perahu kecil ke suatu tempat. Karena merasa bosan dalam perahu, kemudian dia pun mencari pelaut untuk berdiskusi.
Filsuf menanyakan kepada pelaut itu: ” Apakah Anda mengerti filosofi?”
“Tidak mengerti.” Jawab pelaut.
“Wahh, sayang sekali, Anda telah kehilangan setengah dari seluruh kehidupan Anda.
Apakah Anda mengerti matematika?” Filsuf tersebut bertanya lagi.
“Tidak mengerti juga.” Jawab pelaut tersebut.
Filsuf itu, menggelengkan kepalanya seraya berkata:
“Sayang sekali, bahkan Anda tidak mengerti akan matematika.
Berarti Anda telah kehilangan lagi setengah dari kehidupan Anda.”
Tiba-tiba ada ombak besar, membuat perahu tersebut terombang-ambing. Ada beberapa tempat telah kemasukan air,
Perahu tersebut akan tenggelam, filsuf tersebut ketakutan. Seketika, pelaut pun bertanya pada filsuf: ” Tuan, apakah Anda bisa berenang?”
Filsuf dengan cepat menggelengkan kepalanya dan berkata: “Saya tidak bisa, cepat tolonglah saya.”
Pelaut menertawakannya dan berkata: “Berenang Anda tidak bisa, apa arti dari kehidupan Anda? Berarti Anda akan kehilangan seluruh kehidupan Anda.”




Semua orang sebenarnya memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Bangga atas prestasi itu wajar saja, tetapi jangan sampai membuat diri sendiri menjadi sombong maupun angkuh akan prestasi tersebut. Ingatlah, selalu ada yang lebih pintar dari kita. Dan kita juga masih perlu belajar dari kelebihan orang lain.

Senin, 09 Juli 2012

KISAH 5 EKOR MONYET

Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh para profesor di USA, ada 2 ekor monyet yang dimasukkan ke dalam satu ruangan kosong secara bersama-2. Kita sebut saja monyet tersebut Monyet A dan B. Di dalam ruangan tersebut terdapat sebuah tiang, dan diatas tiang tersebut nampak beberapa pisang yang sudah matang. Apa yang akan dilakukan oleh 2 monyet tersebut menurut anda ?
Setelah membiasakan diri dengan keadaan lingkungan di dalam ruangan tersebut, mereka mulai mencoba meraih pisang-2 tersebut. Monyet A yang mula-2 mencoba mendaki tiang. Begitu monyet A berada di tengah tiang, sang profesor menyemprotkan air kepadanya, sehingga terpleset dan jatuh. Monyet A mencoba lagi, dan disemprot, jatuh lagi, demikian berkali-2 sampai akhirnya monyet A menyerah. Giliran berikutnya monyet B yang mencoba, mengalami kejadian serupa, dan akhirnya menyerah pula.



Berikutnya ke dalam ruangan dimasukkan monyet C. Yang menarik adalah, para profesor tidak akan lagi menyemprot para monyet jika mereka naik. Begitu si monyet C mulai menyentuh tiang, dia langsung ditarik oleh monyet A dan B. Mereka berusaha mencegah, agar monyet C tidak mengalami `kesialan’ seperti mereka. Karena dicegah terus dan diberi nasehat tentang bahayanya bila mencoba memanjat keatas, monyet C akhirnya takut juga dan tidak pernah memanjat lagi.
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh para profesor adalah mengeluarkan monyet A dan B, serta memasukkan monyet D dan E. Sama seperti monyet-2 sebelumnya, monyet D dan E juga tertarik dengan pisang diatas tiang dan mencoba memanjatnya. Monyet C secara spontan langsung mencegah keduanya agar tidak naik. “Hai, mengapa kami tidak boleh naik ?” protes keduanya”.
Ada teman-2 yang memberitahu saya, bahwa naik ke atas itu berbahaya. Saya juga tidak tahu, ada apa di atas, tapi lebih baik cari aman saja, jangan keatas deh” jelas monyet C.
Monyet D percaya dan tidak berani naik, tapi tidak demikian dengan monyet E yang memang bandel. “Saya ingin tahu, bahaya seperti apa sih, yang ada di atas … Dan kalau ada bahaya, masak iya saya tidak bisa menghindarinya ?” tegas monyet E. Walaupun sudah dicegah oleh monyet C dan D, monyet E nekad naik …
Dan karena memang sudah tidak disemprot lagi, monyet E bisa meraih pisang yang d iinginkannya…..
Renungan
==================

Manakah diantara karakter diatas yang menggambarkan tingkah laku anda saat ini ?
Karakter A dan B adalah orang yang pernah melakukan sesuatu, dan gagal. Karena itu mereka kapok, tidak akan mengulanginya lagi, dan berusaha mengajarkan ke orang lain tentang kegagalan tersebut. Mereka tidak ingin orang lain juga gagal seperti mereka. Karakter C dan D, adalah orang yang menerima petunjuk dari orang lain, hal-2 apa yang tidak boleh dilakukan, dan mereka mematuhinya tanpa berani mencobanya sendiri. Karakter E adalah type orang yang tidak mudah percaya dengan sesuatu, sebelum mereka mencobanya sendiri. Mereka juga berani menentang arus dan menanggung resiko asalkan bisa mencapai keinginan mereka.
Pisang dalam cerita diatas menggambarkan impian kita. Setiap orang dalam hidup ini mempunyai impian yang tinggi tentang masa depannya. Namun sayangnya, banyak sekali hal-hal yang terjadi di sekitar kita, yang menyebabkan impian kita terkubur. Orang-2 dengan karakter ABCD akan mengatakan kepada kita hal-2 seperti ini”,Sudahlah, jangan melakukan pekerjaan yang sia-2 seperti itu. Percuma. Saya dulu sudah pernah melakukannya berkali-2 dan gagal. Sebagai seorang teman yang baik, saya tidak mau kamu gagal seperti saya” atau mungkin kalimat “Kamu mau gagal kayak si X … lebih baik lakukan sesuatu yang pasti-pasti saja deh”. Bukankah hal-2 seperti itu yang sering kita dengar sehari-2 ?
Orang dengan karakter E akan selalu berpikir optimis dalam menjalankan sesuatu. “Kalaupun orang lain gagal melakukan sesuatu, belum tentu saya juga akan gagal” adalah kekuatan yang selalu memompa motivasinya.
Dan kegagalan orang lain dapat dipelajari dan dijadikan batu loncatan untuk melangkah lebih baik, bukannya dijadikan suatu ketakutan.
Nah, saya akan memberikan satu ilustrasi lagi. Saya akan membawa anda ke tahun 70-an. Apa yang akan anda lakukan, bila suatu hari ada seorang mahasiswa bercelana jeans, kacamata tebal, bertampang culun, bajunya lusuh, datang menemui anda dan berkata “Saya punya suatu produk yang bagus, tapi saya tidak punya modal. Mau gak pinjamin saya modal 100 dollar ? Kalau produk ini sukses, kita berdua bakal jadi orang paling kaya di dunia lho”.
Hampir semua akan menghina dan mentertawakan mahasiswa tsb, bahkan mungkin menganggapnya gila.
Berapa orang yang akan menjawab “Wow, bagus sekali, coba jelaskan apa rencana anda, agar kita bisa sama-2 kaya ?” Mungkin satu orang diantara sejuta, mungkin juga tidak ada.
Bagaimana kalau saya katakan bahwa mahasiswa tersebut adalah Bill Gates, yang kini sudah mencapai impiannya menjadi orang terkaya di dunia ?
Bukankah itu dulu yang dilakukan Bill Gates pada awal karirnya . Dikelilingi orang type ABCD, ditolak, dilecehkan, dan berbagai macam hinaan lainnya. Untungnya, Bill Gates termasuk orang dengan karakter E. Dan dengan pengorbanan dan kerja keras, dia berhasil meraih impiannya.
" Jangan biarkan orang lain membunuh impian anda. Maju terus, hadapi semua rintangan dan raih impian anda. "

SUKU SEMENDO (SEMENDE)


Suku semende mungkin bagi masyarakat di wilayah Sumatra Bagian Selatan sudah tidak asing lagi dengan sebutan suku tersebut, namun bagi masyarakat di luar daerah tersebut masih belum tau atau baru kali ini mendengarnya. Berikut saya coba mengepost tentang sejarah  suku semende, yang juga sering disebut suku semendo.
Berdasarkan hasil pelacakan sejarah yang telah dilakukan, maka ada beberapa bukti sejarah yang ditemukan :
1. Pada tahun 1650 masehi atau 1072 hijriyah telah bertemu sekitar 50 ’ulama di Perdipe, Sumatera Selatan.
2. Mereka berasal dari wilayah Rumpun Melayu yang meliputi Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Semenanjung Malaka, Fak-Fak- Papua, Ternate, dan Kepulauan Mindanau.
3. Hasil Mudzakarah ini memunculkan perluasan dakwah Islam yang berakibat terkikisnya faham anismisme dan budaya jahiliyah di masyarakat.
4. Munculnya kader-kader mujahid yang mengadakan perlawan terhadap penjajah Eropa.
5. Terjadinya perluasan wilayah Islam yang ditandai dengan munculnya Kesultanan yang baru yang masing-masing saling bekerjasama secara baik.
A. Siapakah Tokoh Sentral pada Mudzakarah ’Ulama Serumpun Melayu abad 17 M
 
Berdasarkan arsip kuno berupa kaghas (tulisan dengan huruf ulu diatas kulit kayu) yang ditemukan di Dusun Penghapau, Semende Darat, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan yang diterjemahkan pada tahun 1974 oleh Drs. Muhammad Nur (ahli purbakala Pusat Jakarta), ada beberapa catatan sejarah. Bahwa pada tahun 1072 Hijriyah atau 1650 Masehi telah ada seorang tokoh ’Ulama yang bernama Syech Nurqodim al-Baharudin yang bergelar Puyang Awak yang mendakwahkan Islam di daerah dataran Gunung Dempo Sumatera Selatan.
Menurut buku ”Jagad Basemah Libagh Semende Panjang”, Terbitan Pustaka Dzumirah, Karya TG.KH. Drs. Thoulun Abdurrauf, dinyatakan bahwa pada abad ke 14 – 17 Masehi, kaum Imperialis dan Kapitalis Eropa (Portugis, Inggris, dan Belanda) telah merompak di lautan dan merampok di daratan yang diistilahkan dalam bahasa melayu, yaitu mengayau. Mereka dengan taktik devide et impera berusaha memecah-belah penduduk di Rumpun Melayu yang berpusat di Pulau Jawa dan Semenanjung Malaka. Maka para waliullah di daerah tersebut dengan dipelopori oleh Syech Nurqodim al-Baharudin pada tahun 1650 M / 1072 H menggelar musyawarah yang berpusat di Perdipe (Sekarang masuk wilayah Kota Pagar Alam, Dataran Gunung Dempo, Sumatera Selatan). Tujuan musyawarah ini antara lain guna menyusun kekuatan bagi persiapan perang bulan sabit merah untuk menumpas ekspansi perang salib di Asia Tenggara.
Masih menurut beliau, bahwa kosa kata ”belanda” konon adalah sebutan bahasa melayu untuk orang netherlands. Kata belanda berasal dari dua suku kata ”belah” (memecah) dan ”nde” (keluarga), maknanya ”tukang memecah-belah keluarga”. Berbeda maknanya dengan kata ”semende” dari dua suku kata ”same” (satu) dan ”nde” (keluarga), maka maknanya ”satu keluarga” yaitu persaudaraan mukmin.
B. Siapakah Syech Nurqodim al-Baharudin
Syech Nurqodim al-Baharudin adalah cucu dari Sunan Gunung Jati dari Putri Sulungnya Panembahan Ratu Cirebon yang menikah dengan Ratu Agung Empu Eyang Dade Abang. Syech Nurqodim al-Baharudin kecil, beserta ketiga adiknya dididik dengan aqidah Islam dan akhlaqul karimah oleh orang tuanya di Istana Plang Kedidai yang terletak di tepi Tanjung Lematang.
Sewaktu remaja beliau digembleng oleh para ’ulama dari Aceh Darussalam yang sengaja didatangkan ayahnya. Ketika tiba masanya menikah beliau menyunting gadis dari Ma Siban (Muara Siban), sebuah dusun di kaki Gunung Dempo yang memiliki situs Lempeng Batu berukir Hulu Balang menunggang Kuda dengan membawa bendera Merah Putih (lihat buku ”5000 tahun umur merah putih” karya Mister Muhammad Yamin). Setelah bermufakat, beliau sekeluarga beserta adik-adiknya, keluarga dan sahabatnya membuka tanah di Talang Tumutan Tujuh, sebagai wilayah yang direncanakan beliau untuk menjadi Pusat Daerah Semende.
Menurut salah seorang keturunan beliau yang masih ada sekarang-TSH Kornawi Yacob Oemar-, dalam sebuah makalahnya dinyatakan bahwa, Syech Baharudin adalah pencipta adat Semende. Sebuah adat yang mentransformasi perilaku rumahtangga Nabi Muhammad SAW. Beliau juga pencetus falsafah ”jagad besemah libagh semende panjang”, yaitu ”Negara Demokrasi” pertama di Nusantara (1479-1850). Akan tetapi ”negara” itu runtuh akibat peperangan selama 17 tahun (1883-1850) malawan kolonial Belanda.
Sebelum ke Tanah Besemah, Syech Baharudin bermukim di Pulau Jawa dan hidup satu zaman dengan Wali Songo. Beliau sangat berpengaruh di di bahagian tengah dan selatan Pulau Jawa. Sedangkan Wali Songo pada masa sebelum berdirinya Kerajaan Bintoro Demak memiliki pengaruh di Pantai Utara Pulau Jawa. Tertulis dalam Kitab Tarikhul Auliya, bahwa untuk mendirikan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa-yaitu Demak, maka ada 16 orang wali bermusyawarah di Masjid Demak termasuk pula Syech Baharudin dan beberapa wali dari Pulau Madura.
Dalam musyawarah itu Sunan Giri menginginkan agar dibentuk suatu negara Kerajaan dengan mengangkat Raden Fatah sebagai raja /sulthan dengan alasan negara baru tersebut tidak akan diserbu balatentara Majapahit, mengingat Raden Fatah adalah anak dari raja Majapahit. Konon dari 16 wali tersebut, 9 orang yang mendukung pendapat ini dan tujuh orang yang berbeda pemahaman dalam strategi dakwahnya termasuk Syech Baharudin.
Syech Baharudin (Puyang Awak) menginginkan suatu daulah seperti Madinah al Munawarah pada masa Rosulullah SAW. Namun demi menjaga persatuan ummat Islam yang kala itu jumlah belum banyak, beliau memutuskan untuk hijrah (melayur) ke Pulau Sumatera. Dari tanah Banten beliau menyeberang ke Tanjung Tua-ujung paling selatan Pulau Sumatera-. Kemudian menyusuri pesisir timur, yaitu daerah Ketapang-Menggala-Komering-Palembang-Enim dan Tiba di Tanah Pasemah lalu menetap disana tepatnya di Perdipe.
Disepanjang perjalanan, sebagai seorang mubaligh beliau selalu mendatangi tempat-tempat dimana masyarakat masih belum mengenal agamaTauhid dan akhlaqul qarimah, untuk mengajarkan nilai-nilai ajaran Islam dengan metode yang sangat sederhana yaitu memepergunakan kultur budaya masyarakat setempat sehingga dapat dimengerti dengan mudah oleh seluruh lapisan masyarakat.
Dalam kehidupan bermasyarakat beberapa suku di perdalaman Sumatera Bagian Selatan, Puyang Awak adalah penyebar agama Islam yang sangat kharismatik. Nama beliau menjadi legenda dari generasi ke generasi terutama sikap beliau yang menunjukkan rasa peduli dan kasih sayang yang sangat tinggi terhadap semua makhluk ciptaan Allah.
Di tanah Pasemah pada waktu itu, Puyang Awak melihat pola hidup masyarakat sangat jauh dari kehidupan yang islami.Adanya praktek-praktek perbudakan dikalangan masyarakat.Perampokan dan penjarahan bagkan penculikan terhadap wanita dan anak-anak dari suku-suku lain disekitar Basemah [dalam bahasa basemah disebut ’nampu’] untuk dijadikan budak [dalam bahasa pasemah disebut ’pacal’], dianggap suatu kebanggaan. Bahkan ada satu keluarga besar yang memiliki ratusan ekor kerbau dan sapi serta puluhan orang pical, pada waktu ia mengadakan suatu pesta pernikahan anaknya, dengan pesta besar-besaran dengan menyembelih puluhan ekor sapi dan kerbau. Untuk menambah ’kebanggaan’ dari keluarga tersebut, maka diumumkan bahwa yang punya hajatan juga akan ’menyembelih seorang pacal’. Suatu bentuk kedzaliman yang melebihi perbuatan kaum jahiliyah Suku Quraisy di Kota Mekkah pada zaman nabi Muhammad SAW.
Pola hidup masyarakat Basemah yang liar, zalim, dan biadab seperti itu, bukan hanya diceritakan kembali secara turun-tumurun dari generasi ke generasi, melainkan tercatat pula pada tulisan-tulisan kuno aksara ka-ga-nga yang dijadikan benda-benda pusaka oleh tua-tua adat dari suku-suku sekitar Basemah, antara lain di daerah Enim. Intinya memperingatkan warga agar berhati-hati dan selalu waspada terhadap kedatangan para perampok dari Basemah yang sering menjarah harta benda serta menculik wanita dan anak-anak mereka. Bahkan selain itu Marco Polo [abad12], membuat catatan khusus tentang Basemah yang berbunyi..’Basma, where the people’s like a beast withuot law or religion....’ [basemah, penduduknya bagaikan binatang buas, tanpa aturan atau agama ]
Puyang Awak yang memperhatikan kehidupan suku Basemah yang liar, zalim tanpa hukum dan agama tersebut, justru berpendapat bahwa di tanah basemah inilah tempat yang tepat untuk menyebarkan ajaran-ajaran Islam yang bersumber dari Kitab Suci Al-Qur’an yang diturunkan ALLAH SWT kepada nabi Muhammad SAW, untuk meng-agama-kan masyarakat yang belum beragama.
Akan tetapi perlu kita fahami bahwa metode yang dipergunakan oleh Puyang Awak dalam menyebarkan ajaran Islam yang mendasar tersebut, tidak mempergunakan bahasa Arab, melainkan beliau rumuskan kedalam bahasa Pasemah yang cukup dikenal sampai saat ini yaitu ’falsafah GANTI nga TUNGGUAN [Akhlakul Karimah].
C. Hubungan Darah Syaikh Baharudin dengan Sunan Gunung Jati
Mengutip dari buku ”Kisah Walisongo”, Karya Baidhowi Syamsuri, terbitan Apollo Surabaya didapatkan data sebagai berikut.
Adalah dua orang putra Prabu Siliwangi bernama Pangeran Walang Sungsang dan Putri Rara Santang belajar Dinul Islam kepada Syaikh Idlofo Mahdi atau Syaikh Dzathul Kahfi-seorang Ulama dari Baghdad yang menetap di Cirebon dan mendirikan Perguruan Islam. Karena kedua anak Raja Siliwangi tersebut tidak mendapat izin dari sang ayah, maka mereka melarikan diri ke Gunung Jati untuk belajar tentang Islam. Setelah cukup lama menuntut ilmu, keduanya diperintahkan sang syaikh untuk membuka hutan di selatan Gunung Jati yang kemudian dijadikan pedukuhan yang akhirnya menjadi ramai. Tempat ini kemudian dinamakan ”Tegal Alang-Alang” dan Pangeran Walang Sungsang diberi gelar ”Pangeran Cakra Buana” serta diangkat sebagai pimpinannya.
Syaikh Kahfi atau Datuk Kahfi memerintahkan kepada kedua muridnya tersebut untuk menunaikan haji ke Mekkah dilanjutkan dengan belajar Islam kepada Syaikh Bayanillah. Akhirnya Rara Santang menikah dengan seorang penguasa Mesir keturunan Bani Hasyim yang bernama Sultan Syarif Abdullah-dikenal juga dengan Sultan Syarif Abdullah Maulana Huda. Rara Santang namanya diganti dengan Syarifah Mudaim. Dari pernikahan ini lahirlah dua orang putra, Syarif Hidayatullah dan adiknya Syarif Nurullah.
Setelah Sultan Syarif Abdullah wafat, kedudukannya digantikan oleh putra keduanya Syarif Nurullah, karena putra pertamanya Syarif Hidayatullah tidak suka naik takhta dan lebih memilih pulang ke tanah Jawa beserta ibunya untuk mendakwahkan Islam. Syarif Hidayatullah inilah yang kemudian dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati yang bersama-sama Senopati Demak Bintoro, yaitu Fatahillah yang melakukan penyerangan dan pengusiran Bangsa Portugis dari Sunda Kelapa.
Sedangkan Pangeran Cakra Buana setelah tinggal tiga tahun di Mesir kembali ke Jawa dan mendirikan negeri baru yaitu Caruban Larang. Prabu Siliwangi sebagai penguasa Jawa Barat telah merestui tampuk pemerintahan putranya ini dan memerinya gelar ”Sri Manggana”.
Dalam perjalanan dakwahnya, Sunan Gunung Jati telah sampai ke negeri Cina, dimana terdapat undang-undang yang melarang rakyatnya memeluk Islam. Disana beliau membuka praktek sistem pengobatan. Setiap yang datang berobat diajarinya berwudhu dan sholat. Orang cina kemudian mengenalnya sebagai sinshe dari jawa yang sakti dan berilmu tinggi. Akhirnya banyak diantara penduduknya memeluk Islam, termasuk seorang menteri Cina bernama Pai Lian Bang. Bahkan Kaisar Cina meminta Sunan Gunung Jati untuk menikahi putrinya yang bernama Ong Tien. Sunan Gunung Jati tidak mau mengecewakan sang kaisar, maka pernikahan tersebut dilangsungkan, kemudian ia pulang ke Jawa beserta Ong Tien.
Keberangkatannya ke Jawa dikawal dua Kapal Kerajaan yang dikepalai murid Sunan Gunung Jati, Pai Lian Bang. Kapal yang ditumpangi oleh Sunan Gung Jati berangat lebih dahulu dan singgah di Sriwijaya karena tersiar kabar bahwa adipati Sriwijaya yang berasal dari Majapahit bernama Ario Damar atau Ario Abdillah (nama Islamnya) telah meninggal dunia. Makam beliau dapat kita lihat sampai sekarang di Jalan Ariodillah Palembang. Sedangkan Ario Abdillah ini adalah anak tiri dari Fatahillah.
Karena kedua putra dari Ario Abdillah telah menetap di Jawa, maka Sunan Gunung Jati mengharapkan agar rakyat Sriwijaya berkenan mengangkat Pai Lian Bang sebagai adipati supaya tidak ada kekosongan kepemimpinan. Pai Lian Bang tidak menolak atas pengangkatannya, ia berkata : ”...seandainya bukan Sunan Gunung Jati sebagai guruku yang menyuruhku, maka aku tidak akan mau diangkat menjadi adipati...”.
Dengan bekal ilmu selama menjadi menteri di Cina, Pai Lian Bang berhasil membangun Sriwijaya. Pesantren dan madrasah benar-benar dikembangkannya dan beliau menjadi Guru Besar dlam Ilmu Ketatanegaraan. Murid-muridnya cukup banyak yang datang dari Pulau Jawa dan Sumatera termasuklah seorang cucu Sunan Gunung Jati dari Putrinya Panembahan Ratu yang dinikahi oleh Danuresia (Empu Eyang Dade Abang) yang bernama Syaikh Nurqodim al Baharudin (di sumsel dikenal dengan Puyang Awak). Pada akhirnya setelah Pai Lian Bang wafat, Sriwijaya diganti nama menjadi PALEMBANG yang diambil dari nama PAI LIAN BANG.
D. Latar Belakang Mudzakarah ’Ulama Serumpun Melayu Tempo Dulu
Setiap ulama yang shohih dapat dikenali langkah-langkahnya yang senatiasa menyusuaikan dengan panduan Alqur-an dan sunnah Rosul. Demikian pula analisis kami terhadap gerakan yang dibangun Syaikh Nurqodim al-Baharudin. Dengan segala keterbatasannya selaku manusia biasa dan dengan kesemangatannya selaku hamba Allah yang diberi amanah ke’ulamaan beliau telah berupaya membangun tata kehidupan masyarakat madani yang di contohkan Rosulullah Muhammad SAW. Inilah latar belakang pokok mudzakarah tersebut yaitu ingin mewujudkan tata kehidupan masyarakat yang diatur dengan Syariat Dinullah dengan panduan dari Rosulnya. Beliau tidak bermaksud membangun kekuasan dengan sistem kerajaan. Namun masyarakat madani yang tunduk pada kepemimpinan Allah dan Rosul dengan ’Ulama sebagai Ulil Amrinya.
Kemudian dengan melihat situasi dan kondisi perkembangan Islam di Eropa, Afrika, Asia, hingga wilayah Nusantara memberikan peluang yang besar kepada para ’ulama untuk menyebarkan ajaran Islam ke seluruh dunia, sehingga memberi corak tersendiri dalam kehidupan bermasyarakat. Terciptanya kestabilitasan dan perbaikan sistem kehidupan yang meliputi aspek sosial, budaya, ekonomi, pemerintahan dan keamanan, militer dan ilmu pengetahuan merupakan salah satu effect positif penyebaran melalui Dakwah dan Jihad.
Di rumpun melayu, khususnya setelah terjadi kekosongan kekuasaan di wilayah Sumatera Selatan akibat runtuhnya kekuasaan Sriwijaya dan Majapahit, dan terjadinya peralihan kekuasaan dari kerajaan Demak ke Pajang dan Mataram, sementara di wilayah Besemah (Pagaralam) masyarakat mengalami disintegrasi nilai-nilai kebudayaan yang mengakibatkan terciptanya kekacauan dalam sistem kehidupan sosial kemasyarakatan sehingga mereka kehilangan norma dan aturan yang mengatur tatanan kehidupan sosial. Hal ini yang menjadi faktor kedua dan mengilhami proses penyebaran Islam di wilayah Besemah dan Semendo oleh para ’ulama melalui proses mudzakarah.
Demikianlah dua latar pokok munculnya pertemuan ulama pada masa itu, yaitu ittiba kepada panduan Allah dan Rosul dengan gambaran dalilnya antara lain Surah al Anfal ayat 72, mengenai perintah iman, hijrah dan jihad. Selanjutnya kedua, yaitu kondisi dunia dan ummat yang menghendaki para ’ulama agar bersepakat mengangkat Islam.
E. Lokasi dan Hasil Keputusan Mudzakarah Ulama Tempo Dulu
Keberadaan dan kegiatan dakwah yang dilakukan beliau lama-kelamaan mulai tersebar. Bahwa di daerah Batang Hari Sembilan telah ada seorang aulia yang bernama Syaikh Nur Qodim Al Baharudin. Banyaklah penghulu agama / pemuka agama dari berbagai daerah berdatangan memenuhi ajakan Puyang Nur Qodim untuk bermukim di Talang Tumutan Tujuh akhirnya diresmikanlah oleh Puyang Ratu Agung Empuh Eyang Dade Abang menjadi ”dusun Paradipe” (para penghulu agama) tahun1650 M / 1072 H sekarang dinamakan dusun Tue. Dari perluasan daerah inilah disebut wilayah jagad Semende Panjang Basemah Libagh.
Kegiatan pembukaan wilayah oleh Syaikh al Baharudin antara lain :
1. Pembukaan dusun dan Wilayah Pertanian Pagaruyung yang dipimpin oleh Puyang Ahmad Pendekar Raje Adat Pagaruyung dari Tanah Minang Kabau.
2. Pembaharuan dusun serta pemekaran Wilayah Peghapau yang dipimpin oleh Puyang Prikse Alam, dan Puyang Agung Nyawa beserta Puyang Tuan Kuase Raje Ulieh dari negeri Cina yang nama aslinya Ong Gun Tie
3. Pembukaan Dusun dengan pemukiman di dusun Muara Tenang oleh Putra Sunan Bonang dari Jawa. Di Tanjung Iman oleh Puyang Same Wali, di Padang Ratu oleh Puyang Nakanadin, di Tanjung Raye oleh Puyang Regan Bumi dan Tuan Guru Sakti Gumai serta di Tanjung Laut oleh Puyang Tuan Kacik berpusat di Pardipe
4. Pemekaran pembukaan wilayah Marga Semende, Muare Saung dan Marga Pulau Beringin (OKU).
5. Pembukaan wilaya Marga Semende Ulu Nasal dan Marga Semende Pajar Bulan Segirin Bengkulu
6. Pembukaan dusun dan wilayah pertanian di Lampung yakni Marga Semende Waitenang, Marga Semende Wai Seputih, Marga Semende Kasui, Marga Semende Peghung dan Marga Semende Ulak Rengas (Raje Mang Kute) Muchtar Alam..
Pendiri Adat Semende
a. Ratu Agung Umpu Eyang Dade Abang (Bapak Nur Qodim – Puyang Awak).
1. Puyang Awak Syaikh Nurqodim Al Baharudin, bertempat tinggal di Perapau dan Muara Danau.
2. Puyang Mas Penghulu Ulama Panglima Perang dari Gheci Mataram Jawa.
3. Ahmad Pendekar Raje Adat Pagaruyung dari Minang Kabau (Sumbar).
4. Puyang Sang Ngerti Penghulu Agama dari Tebing Rindu Ati Bangkahulu (Bengkulu).
5. Puyang Perikse Alam dari Lubuk Dendan Mulak Basemah.
6. Puyang Agung Nyawe.
7. Puyang Lurus Sambung Ati dari gunung Puyung Banten Selatan Jabar.
8. Tuan Kuase Raje Ulie Depati Penanggungan.
9. Puyang Lebi Abdul Kahar dari Pulau Panggung.
10. Tuan Mas Pangeran Bonang Muara Tenang.
11. Regan Bumi Nakanadin samewali Tanjung Raya.
12. Tuan Kecil dari Tanjung Laut.
Mengenai hasil keputusan yang di dapat, antara lain adalah munculnya rumusan kesepakatan ulama mengenai tahapan waktu kaderisasi ummat dan masa tegaknya daulah Islam di Rumpun Melayu. Rumusan ini menggunakan bahasa melayu setempat yang tercatat sampai saat ini dan mengandung pesan yang amat kuat, yaitu ”Tujuh Ganti Sembilan Gilir”. Terjemahnya adalah tujuh generasi dan sembilan masa pergiliran Kesultanan”. Satu generasi adalah sekitar 40 tahun sehingga makna tujuh ganti adalah 280 tahun masa pengkaderan atau persiapan ummat ummat Islam untuk bangkit dan mengusir penjajah dari Eropa. Terbukti sekitar 300 tahun kemudian dari tahun 1650 penjajah belanda angkat kaki dari negeri ini. Kemudian Kesultanan Mataram sebagai pusat komunikasi dari kesultanan lain di rumpun melayu diberi batas amanah sampai ke 9 kepemimpinan untuk selanjutnya menegakkan Syariat Islam secara total.
Data mengenai ulama yang hadir antara lain 40 ulama Malaka yang berangkat dari Johor, utusan Mataram Raden Seto dan Raden Khatib dan beberapa utusan lain dari Pagaruyung dan beberapa dari wilayah Rumou Melayu lainnya. Lokasi Mudzakarah Ulama ini adalah di Dusun Perdipe (Para Dipo; para penghulu agama).
Demikianlah sekelumit data yang diperoleh, setelah dilakukan eksplorasi data literatur dan lapangan. Namun demikian segala sumber keterangan apabila bukan bersumber selain Al-Qur'an akan ditemukan ikhtilaf (perbedaan) seperti yang dijelaskanNYa dalam Surah Annisa 82. Maka kami pun membuka segala kesempatan untuk melengkapi, mengkoreksi dan meluruskan data sejarah indonesia

1001 burung kertas

Reo dan July adalah sepasang kekasih yang serasi walaupun keduanya berasal dari keluarga yang jauh berbeda latar belakangnya. Keluarga July berasal dari keluarga kaya raya dan serba berkecukupan, sedangkan keluarga Reo hanyalah keluarga seorang petani miskin yang menggantungkan kehidupannya pada tanah sewaan.
Dalam kehidupan mereka berdua, Reo sangat mencintai July. Reo telah melipat 1000 buah burung kertas untuk July dan July kemudian menggantungkan burung-burung kertas tersebut pada kamarnya. Dalam tiap burung kertas tersebut Reo telah menuliskan harapannya kepada July. Banyak sekali harapan yang telah Reo ungkapkan kepada July. “Semoga kita selalu saling mengasihi satu sama lain”,”Semoga Tuhan melindungi July dari bahaya”,”Semoga kita mendapatkan kehidupan yang bahagia”,dsb. Semua harapan itu telah disimbolkan dalam burung kertas yang diberikan kepada July.
Suatu hari Reo melipat burung kertasnya yang ke 1001. Burung itu dilipat dengan kertas transparan sehingga kelihatan sangat berbeda dengan burung-burung kertas yang lain. Ketika memberikan burung kertas ini, Reo berkata kepada July: “ July, ini burung kertasku yang ke 1001. Dalam burung kertas ini aku mengharapkan adanya kejujuran dan keterbukaan antara aku dan kamu. Aku akan segera melamarmu dan kita akan segera menikah. Semoga kita dapat mencintai sampai kita menjadi kakek nenek dan sampai Tuhan memanggil kita berdua ! “
Saat mendengar Reo berkata demikian, menangislah July. Ia berkata kepada Reo : “ Reo, senang sekali aku mendengar semua itu, tetapi aku sekarang telah memutuskan untuk tidak menikah denganmu karena aku butuh uang dan kekayaan seperti kata orang tuaku!” Saat mendengar itu Reo pun bak disambar geledek. Ia kemudian mulai marah kepada July. Ia mengatai July matre, orang tak berperasaan, kejam, dan sebagainya. Akhirnya Reo meninggalkan July menangis seorang diri.


Reo mulai terbakar semangatnya. Ia pun bertekad dalam dirinya bahwa ia harus sukses dan hidup berhasil. Sikap July dijadikannya cambuk untuk maju dan maju. Dalam Sebulan usaha Reo menunjukkan hasilnya. Ia diangkat menjadi kepala cabang di mana ia bekerja dan dalam setahun ia telah diangkat menjadi manajer sebuah perusahaan yang bonafide dan tak lama kemudian ia mempunyai 50% saham dari perusahaan itu. Sekarang tak seorangpun tak kenal Reo, ia adalah bintang kesuksesan.
Suatu hari Reo pun berkeliling kota dengan mobil barunya. Tiba-tiba dilihatnya sepasang suami-istri tua tengah berjalan di dalam derasnya hujan. Suami istri itu kelihatan lusuh dan tidak terawat. Reo pun penasaran dan mendekati suami istri itu dengan mobilnya dan ia mendapati bahwa suami istri itu adalah orang tua July. Reo mulai berpikir untuk memberi pelajaran kepada kedua orang itu, tetapi hati nuraninya melarangnya sangat kuat. Reo membatalkan niatnya dan ia membuntuti kemana perginya orang tua July.
Reo sangat terkejut ketika didapati orang tua July memasuki sebuah makam yang dipenuhi dengan burung kertas. Ia pun semakin terkejut ketika ia mendapati foto July dalam makam itu. Reo pun bergegas turun dari mobilnya dan berlari ke arah makam July untuk menemui orang tua July. 
Orang tua July pun berkata kepada Reo :”Reo, sekarang kami jatuh miskin. Harta kami habis untuk biaya pengobatan July yang terkena kanker rahim ganas. July menitipkan sebuah surat kepada kami untuk diberikan kepadamu jika kami bertemu denganmu.” Orang tua July menyerahkan sepucuk surat kumal kepada Reo.
Reo membaca surat itu. “Reo, maafkan aku. Aku terpaksa membohongimu. Aku terkena kanker rahim ganas yang tak mungkin disembuhkan. Aku tak mungkin mengatakan hal ini saat itu, karena jika itu aku lakukan, aku akan membuatmu jatuh dalam kehidupan sentimentil yang penuh keputusasaan yang akan membawa hidupmu pada kehancuran. Aku tahu semua tabiatmu Reo, karena itu aku lakukan ini. Aku mencintaimu Reo…………………………..
July “ Setelah membaca surat itu, menangislah Reo. Ia telah berprasangka terhadap July begitu kejamnya. Ia pun mulai merasakan betapa hati July teriris-iris ketika ia mencemoohnya, mengatainya matre, kejam dan tak berperasaan. Ia merasakan betapa July kesepian seorang diri dalam kesakitannya hingga maut menjemputnya, betapa July mengharapkan kehadirannya di saat-saat penuh penderitaan itu. Tetapi ia lebih memilih untuk menganggap July sebagai orang matre tak berperasan.July telah berkorban untuknya agar ia tidak jatuh dalam keputusasaan dan kehancuran.
Cinta bukanlah sebuah pelukan atau ciuman tetapi cinta adalah pengorbanan untuk orang yang sangat berarti bagi kita

SEMENDE DALAM SEJARAH

Ilustrasi menarik mengenai tempat orang-orang Basemah pernah dituliskan oleh JSG Grambreg, seorang pegawai pemerintah Hindia Belanda yang ditulisnya tahun 1865 sebagai berikut : " Barang siapa yang mendaki Bukit Barisan dari arah Bengkulu, kemudian menjejakkan kaki di tanah kerajaan Palembang yang begitu luas dan barang siapa yang melangkahkan kakinya dari arah utara Ampat Lawang (negeri empat gerbang) menuju ke dataran Lintang yang indah, sehingga ia mencapai kaki sebelah Barat Gunung Dempo, maka sudah pastilah ia di negeri orang Pasemah. Jika ia berjalan mengelilingi kaki gunung berapi itu, maka akan tibalah ia di sisi timur dataran tinggi yang luas yang menikung agak ke arah Tenggara, dan jika dari situ ia berjalan terus lebih ke arah Timur lagi hingga dataran tinggi itu berakhir pada sederetan pengunungan tempat, dari sisi itu, terbentuk perbatasan alami antara negeri Pasemah yang merdeka dan wilayah kekuasaan Hindia Belanda".

Dari kutipan itu tampak bahwa saat itu wilayah Pasemah masih belum masuk dalam jajahan Hindia Belanda. Operasi-operasi militer Belanda untuk menaklukkan Pasemah sendiri berlangsung lama, dari 1821 sampai 1867 Johan Hanafiah budayawan Sumatra Selatan, dalam sekapur sirih buku Sumatra Selatan Melawan Penjajah Abad 19 tersebut menyebutkan bahwa perlawanan orang Pasemah dan sekitarnya ini adalah perlawanan terpanjang dalam sejarah perjuangan di Sumatera Selatan abad 19, berlangsung hampir 50 tahun lamanya. Johan Hanafiah juga menyatakan bahwa pada awalnya orang-orang luas, khususnya orang Eropa, tidak mengenali siapa sebenarnya orang-orang Pasemah. Orang Inggris, seperti Thomas Stamford Rafless yang pahlawan perang Inggris melawan Belanda di Jawa (1811) dan terakhir mendapat kedudukan di Bengkulu dengan pangkat besar (1817-1824) menyebutnya dengan Passumah. Dalam The British History in West Sumatra yang ditulis oleh John Bastin, disebutkan bahwa bandit-bandit yang tidak tahu hukum (lawless) dan gagah berani dari tanah Passumah pernah menyerang distrik Manna (salah satu nama kota di bengkulu selatan) tahun 1797.

Disebutkan pula bahwa pada tahun 1818, Inggris mengalami dua malapetaka di daerah-daerah Selatan yakni perang dengan orang-orang Passumah dan kematian-kematian karena penyakit cacar. Pemakaian nama Passumah sebagaimana digunakan oleh orang Inggris tersebut rupanya sudah pernah pula muncul pada laporan orang Portugis jauh sebelumnya.

Nama Pasemah yang kini dikenal sebetulnya adalah lebih karena kesalahan pengucapan orang Belanda, demikian menurut Mohammad Saman seorang budayawan dan sesepuh besemah. Adapun pengucapan yang benar adalah Besemah sebagaimana masih digunakan oleh penduduk yang bermukim di Pagaralam Suku Besemah, yang sering disebut sebagai suku yang suka damai tetapi juga suka perang (Vrijheid lievende en oorlogzuchtige bergbewoners) adalah suku penting yang terdapat di Sumatera Selatan. Pada zaman sebelum Masehi (SM), pada peta yang dibuat oleh Muhammad Yamin, belum tampak nama suku-suku lain yang tercantum, kecuali suku Besemah. Local Jenius Suku Besemah, sebagai salah satu pemilik kebudayaan Megalitikum, disebut suku yang memiliki local genius. Tetapi sayang, tidak diwariskan kepada anak-cucu (keturunannya).

Mengenai asal-usul suku Besemah, hingga saat ini masih diliputi kabut rahasia. Yang ada hanyalah cerita-cerita yang bersifat legenda atau mitos, yaitu mitos Atung Bungsu, yang merupakan salah satu di antara 7 orang anak ratu (= raja) Majapahit, yang melakukan perjalanan menelusuri sungai Lematang, akhirnya memilih tempat bermukim di dusun Benuakeling.

Atung Bungsu menikah dengan putri Ratu Benuakeling, bernama Senantan Buih (Kenantan Buih). Melalui keturunannya :


  1. Bujang Jawe (Puyang Diwate),
  2. Puyang Mandulike,
  3. Puyang Sake Semenung,
  4. Puyang Sake Sepadi,
  5. Puyang Sake Seghatus,
  6. dan puyang Sake Seketi

yang menjadikan penduduk Jagat Besemah. Cerita tentang asal-usul suku Besemah sangat mistis, irasional, dan sukar dipercaya kebenarannya. Masalahnya bukan persoalan benar atau salah, dipercaya atau tidak, akan tetapi unsur yang sangat penting dalam mitos atau legenda adalah peran dan fungsinya sebagai pemersatu kehidupan suatu masyarakat (jeme Besemah). Mitos atau legenda ini dapat menjadi antisipasi disintegrasi kesatuan dan persatuan jeme Besemah di mana pun mereka berada. Hal ini sudah sudah tampak dalam beberapa dekade, terutama setelah pemerintahan marga dihapuskan (UU No.5 Tahun 1979). Perlu selalu ditanamkan perasaan dan keyakinan bahwa jeme Besemah itu (termasuk jeme Semende dan jeme Kisam) berasal dari satu keturunan BERDIRINYA DUSUN DI JAGAT BESEMAH Puyang Kunduran membuat dusun Masambulau (Ulu Manak) dan di kemudian hari anak-cucunya membuat dusun Gunungkerte, termasuk Sumbay Besak (Sumbay Besar), Puyang Keriye Beraim membuat dusun Gunungkaye, dan Sumur. Kemudian anak-cucu Keriye Beraim membuat dusun Talangtinggi dan Muarajauh (Ulu Lurah), Puyang Belirang membuat dusun Semahpure dan anak cucunya pindah pula membuat dusun di Ulu Manak. Puyang Raje Nyawe pindah pula membuat dusun Perdipe, Petani dan Pajarbulan.

Anak cucunya pindah pula membuat dusun Alundua, Sandarangin, Selibar, Rambaikace, Sukemerindu, Kutaraye, Babatan, Sadan, Nantigiri, Lubuksaung, Serambi, Bendaraji, Ulu Lintang Bangke, Singapure, Buluhlebar, Gunungliwat, Tanjungberingin, Ayikdingin, Muarasindang, Tebatbenawah, Rempasai, Karanganyar, semuanya masuk Sumbay Besak. Puyang Raje Nyawe pindah ke Semende, membuat dusun Pajarbulan.

Puyang Raje Nyawe kembali ke dusun Perdipe menyebarkan agama Islam dan adat istiadat perkawinan secara islami. Dari Semende banyak penduduk yang pindah keKisam dan masih banyak cerita mengenai pendirian dusun-dusun di Tanah Besemah ini.

Sistem Pemerintahan Tradisional Sistem pemerintahan tradisional di daerah Besemah disebut Lampik Empat Merdike Due yang dipimpin oleh kepala-kepala sumbay. Besemah waktu itu merupakan suatu republik yang paling demokratis. Tanggungjawab dan kesetiaan sangat ketat dibina oleh orang Besemah. Rasa solidaritas dan loyalitas yang sangat tinggi itulah yang menyebabkan prajurit-prajurit Besemah dapat melakukan perlawanan terhadap Kolonialisme.Dari kutipan itu tampak bahwa saat itu wilayah Pasemah masih belum masuk dalam jajahan Hindia Belanda. Operasi-operasi militer Belanda untuk menaklukkan Pasemah sendiri berlangsung lama,dari 1821 sampai 1867 Johan Hanafiah budayawan Sumatra Selatan, dalam sekapur sirih buku Sumatra Selatan Melawan Penjajah Abad 19 tersebut menyebutkan bahwa perlawanan orang Pasemah dan sekitarnya ini adalah perlawanan terpanjang dalam sejarah perjuangan di Sumatera Selatan abad 19, berlangsung hampir 50 tahun lamanya. Johan Hanafiah juga menyatakan bahwa pada awalnya orang-orang luas, khususnya orang Eropa, tidak mengenali siapa sebenarnya orang-orang Pasemah. Orang Inggris, seperti Thomas Stamford Rafless yang pahlawan perang Inggris melawan Belanda di Jawa (1811) dan terakhir mendapat kedudukan di Bengkulu dengan pangkat besar (1817-1824) menyebutnya dengan Passumah. Dalam The British History in West Sumatra yang ditulis oleh John Bastin, disebutkan bahwa bandit-bandit yang tidak tahu hukum (lawless) dan gagah berani dari tanah Passumah pernah menyerang distrik Manna (salah satu nama kota di bengkulu selatan) tahun 1797.

Sumber :http://www.pagaralam.go.id

LEGENDA SI PAHIT LIDAH

Tersebutlah kisah seorang pangeran dari daerah Sumidang bernama Serunting. Anak keturunan raksasa bernama Putri Tenggang ini, dikhabarkan berseteru dengan iparnya yang bernama Aria Tebing. Sebab permusuhan ini adalah rasa iri-hati Serunting terhadap Aria Tebing.

Dikisahkan, mereka memiliki ladang padi bersebelahan yang dipisahkan oleh pepohonan. Dibawah pepohonan itu tumbuhlah cendawan. Cendawan yang menghadap kearah ladang Aria tebing tumbuh menjadi logam emas. Sedangkan jamur yang menghadap ladang Serunting tumbuh menjadi tanaman yang tidak berguna.

Perseteruan itu, pada suatu hari telah berubah menjadi perkelahian. Menyadari bahwa Serunting lebih sakti, Arya Tebing menghentikan perkelahian tersebut. Ia berusaha mencari jalan lain untuk mengalahkan lawannya. Ia membujuk kakaknya (isteri dari Serunting) untuk memberitahukannya rahasia kesaktian Serunting.

Menurut kakaknya Aria Tebing, kesaktian dari Serunting berada pada tumbuhan ilalang yang bergetar (meskipun tidak ditiup angin). Bermodalkan informasi itu, Aria Tebing kembali menantang Serunting untuk berkelahi.

Dengan sengaja ia menancapkan tombaknya pada ilalang yang bergetar itu. Serunting terjatuh, dan terluka parah. Merasa dikhianati isterinya, ia pergi mengembara.

Serunting pergi bertapa ke Gunung Siguntang. Oleh Hyang Mahameru, ia dijanjikan kekuatan gaib. Syaratnya adalah ia harus bertapa di bawah pohon bambu hingga seluruh tubuhnya ditutupi oleh daun bambu. Setelah hampir dua tahun bersemedi, daun-daun itu sudah menutupi seluruh tubuhnya. Seperti yang dijanjikan, ia akhirnya menerima kekuatan gaib. Kesaktian itu adalah bahwa kalimat atau perkataan apapun yang keluar dari mulutnya akan berubah menjadi kutukan. Karena itu ia diberi julukan si Pahit Lidah.

Ia berniat untuk kembali ke asalnya, daerah Sumidang. Dalam perjalanan pulang tersebut ia menguji kesaktiannya. Ditepian Danau Ranau, dijumpainya terhampar pohon-pohon tebu yang sudah menguning. Si Pahit Lidah pun berkata, "jadilah batu." Maka benarlah, tanaman itu berubah menjadi batu. Seterusnya, ia pun mengutuk setiap orang yang dijumpainya di tepian Sungai Jambi untuk menjadi batu.

Namun, ia pun punya maksud baik. Dikhabarkan, ia mengubah Bukit Serut yang gundul menjadi hutan kayu. Di Karang Agung, dikisahkan ia memenuhi keinginan pasangan tua yang sudah ompong untuk mempunyai anak.
Bukti Batu Gajah Di Pasemah akibat "Kutukan" Si Pahit Lidah

Nurhadi Rangkuti meraba-raba batu gajah sambil menjelaskan torehan gelang kaki pada wujud tokoh manusia yang memegang gajah, yang merupakan benda koleksi Museum Balaputradewa di Palembang.

si pahit lidahSi Pahit Lidah sungguh sakti kata-katanya. Setiap serapah sumpah yang keluar dari mulutnya yang berlidah pahit kontan akan membuat benda yang dikutuk menjadi batu. Begitu kira-kira dongeng lisan masyarakat Pasemah di kawasan Lahat dan Pagar Alam di Sumatera Selatan.

Kesaktian tokoh suci folklorik itu menjadi salah satu hiasan info populer perihal banyaknya arca batu dan batu bertatahkan torehan bentuk manusia dan binatang.

Cerita rakyat itu hanya imbuhan karena para pakar arkeologi sejak zaman penjajahan Belanda hingga kini masih terkagum- kagum dan takjub dengan adanya peninggalan budaya masa lampau, konon ditaksir sudah sejak beratus-ratus tahun silam.

Lokasi situs megalitik itu letaknya di alam bumi Pasemah Lahat dan Pagar Alam, sekitar 500-an kilometer dari Palembang, di dataran tinggi antara 750 meter-1.000 meter di kaki Gunung Dempo dari Pegunungan Bukit Barisan dan daerah aliran hulu Sungai Musi dan anak-anak sungainya.

Ahli arkeologi Belanda sejak EP Tombrink (1827), Ulmann (1850), LC Westernenk (1921), Th van der Hoop (1932) dan lainnya sejak dulu berusaha memecahkan misteri ilmiah keberadaan kompleks situs megalitik yang penuh serakan peninggalan arkeologi.

"Van den Hoop tercatat membawa batu bundar ini ke Palembang, sekitar tahun 1930-an tanpa penjelasan rinci," ujar Drs Nurhadi Rangkuti MSi (49), Kepala Balai Arkeologi Sumatera Bagian Selatan, akhir Februari lalu, saat menjelaskan batu besar berhiasan unik yang kini koleksi Museum Balaputradewa di kota Palembang.

Batu bundar macam telur besar pejal asal Kotoraya di Lahat mencolok sekali tatahan dan goresannya berbentuk gajah dan manusia. Perhatikan hiasan pahatannya, menggambarkan seorang manusia sedang menggapit seekor gajah. Tokoh itu mengenakan tutup kepala macam ketopong, telinganya mengenakan semacam anting dan mengenakan juga kalung leher. Kakinya mengenakan gelang kaki yang diduga berbahan logam. Di punggung manusia itu ada sebentuk nekara, tetapi wajahnya berbibir tebal, hidung pesek dan pendek, mata lonjong dan badannya terkesan bungkuk. Di pinggangnya terdapat senjata tajam, ujar Nurhadi yang mengaku belum pernah mengukur rinci besar dan bobot batu andesit itu.

"Dari ujung belalai sampai ke ekor gajahnya, sekitar 2,7 meter. Di balik relief gajah ini, ada pula bentuk seekor babi bertaring panjang dengan dua tokoh manusia."

Peninggalan tradisi megalitik itu amat terkenal di dunia kajian arkeologi karena, selain diduga dari masa prasejarah, tradisi batu besar itu pun berlanjut sampai kini. Bentuk peninggalan megalitik lainnya di wilayah Pasemah, selain batu gajah dan beberapa arca besar lainnya yang kini ada di Palembang, di Pagar Alam juga masih banyak peninggalan arkeologi berupa arca batu besar, alat-alat batu, tembikar, bilik batu dan menhir.

Khususnya di situs bilik batu, terdapat lukisan menggambarkan manusia sedang menggamit seekor kerbau dengan warna merah bata, hitam, dan kuning oker. Selain itu, juga ada lukisan aneka bentuk lukisan manusia, binatang, dan burung dengan kombinasi warna merah, kuning, putih, dan hitam.

"Seluruh peninggalan budaya prasejarah itu memberikan informasi bahwa pada masa lampau di daerah hulu Sungai Musi sudah terdapat hunian awal manusia, di daerah tepian sungai pada bidang tanah yang tinggi. Hunian yang lebih sedikit maju ditemukan di daerah kaki Gunung Dempo di sekitar kota Pagar Alam sekarang. Di daerah ini ditemukan banyak sekali arca megalit dan bilik-bilik batu yang berhiaskan lukisan…," tulis arkeolog Bambang Budi Utomo.

IBU- AKU MENCINTAIMU… (AgnesDavonar)

Dalam hidup, kita memiliki banyak kasih sayang. Kasih sayang yang mungkin bagi sebagian orang hanya sesaat tapi bagi yang lain menjadi abadi selamanya. Seperti kisah ini, kisah kasih sayang seorang ibu yang aku harapkan pernah terjadi dalam pada hidup kalian tapi tidak kalian sia-siakan. Ingatlah, Kasih sayang seorang ibu tidak akan pernah berhenti ia berikan dalam keadaan apapun. Semoga kisah ini menyadarkan kalian betapa penting arti ibu dalam hidup kalian.


Aku punya seorang ibu, dalam usia yang muda, ia melahirkanku karena pernikahannya yang muda. Ayah dan ibu hidup bahagia dan melahirkan aku yang manja dan serba hidup cukup. Sampai umurku 7 tahun, aku selalu mendapatkan apapun yang aku inginkan. Untungnya aku pintar sehingga selalu menjadi juara kelas. Kata guruku sih, aku ini jenius sehingga walaupun tanpa belajar pun nilai ujian di kelasku selalu mendapatkan nilai A.
Kebahagiaan yang aku rasakan dan kemewahan yang aku rasakan semua tiba-tiba menjadi sirna ketika ayah mengalami kecelakaan. Ia meninggal dan meninggalkan hutang yang begitu besar. Aku tidak pernah siap miskin tapi tidak dengan ibu. Kami kehilangan rumah dan harus tinggal dirumah susun murah yang hanya memiliki satu ruangan dengan satu kamar. Ibu tau, aku pintar dan tidak seharusnya berhenti sekolah, karena penikahan yang muda dan ditentang keluarga akhirnya ibu terusir dari keluarganya. Sedangkan orang tua ayah, sudah tak ada siapapun yang mau membantu kehidupan kami.
Setelah menjual segala perhiasan yang ia miliki. Ibu memiliki ide untuk berjualan bakmi ayam. Saat itu umurku 13 tahun. Ia masih harus menanggung hutang-hutang ayah yang harus ia bayar.
“ ibu akan berjualan bakmi untuk membantu kehidupan kita. Angel bantu-bantu.. ibu ya?”
Aku terdiam dan rasanya tidak menyukai ide ibu.
“ ibu akan jualan bakmi dimana? Memangnya ibu bisa buat bakmi?” tanyaku.
“ Loh dulu nenek ibu kan dagang bakmi, jadi ibu tau resepnya. lalu mungkin ibu berdagang di depan jalan besar depan komplek. Disitu banyak orang yang kerja di pasar. Kali-kali saja laris. Sehingga kamu bisa tetap sekolah.”
“ aku gak mau.. aku malu. Ibu saja yang jualan, aku gak mau bantu..”
“ iya nak, kamu gak usah bantu ibu, kamu cukup belajar yang giat dan ibu yang nantinya akan bekerja..besok ibu akan pergi ke sekolah kamu untuk mencoba meminta beasiswa..”
Aku senang ibu tidak mengharapkan aku berjualan bersamanya. Apa jadinya kata orang tentangku. Ibu memiliki gerobak bakmi yang ia beli bekas dan setiap pagi ia akan mendorong gerobak itu ke lapak tempatnya berjualan lalu sepagi mungkin sebelum matahari terbit ia sudah tidak ada di rumah ketika aku bangun. Ia tidak pernah memintaku untuk berjualan tapi terkadang aku membantunya untuk sekedar memotong bawang putih dan hanya tugas-tugas mudah di dalam rumah yang terpenting aku tidak sudi ikut berdagang dengan ibu.
Teman-temanku, mungkin tau. Kalau ayahku telah meninggal. Tapi mereka tidak pernah tau kalau keluargaku jatuh miskin. Ibu berhasil mendapatkan beasiswa untukku sehingga aku tidak perlu membayar uang sekolah sampai aku lulus smp nanti. Tapi kehidupan sekolah yang aku rasakan berbeda dengan saat ayah ada dulu. Kini aku jarang sekali makan dikantin. Aku membawa bakmi buatan ibu setiap hari yang membuatku bosan, ketika teman-teman mengajakku makan. Aku selalu berkata.
“ aku lagi gak mau makan di kantin, gak mood” atau “ aku sedang diet” padahal aku tidak mempunyai uang.
Tapi, kalau aku lagi beruntung, bila seorang teman yang sedang ulang tahun, maka tanpa ragu aku akan membuang bakmi buatan ibuku dengan makanan kantin traktiran. Karena aku juga pintar, aku tau bagaimana memanfaatkan teman-temanku yang bodoh. Sekedar untuk membuatkan atau mengerjakan PR Sekolah, itu bisa membuatku memiliki uang saku. Ibu tidak akan memberikan uang jajan lebih padaku. Ia hanya menjatahku 5000 sehari dan bisa dibayangkan bagaimana aku hidup dengan uang sekecil itu.
Agar teman-temanku tidak pernah tau ibuku berjualan bakmi. Aku selalu menghindar saat melihat ibu berdagang di jalanan pasar. Aku mencari jarak yang lebih jauh untuk berputar sampai ke belakang jalan rumah susunku yang jelek. Karena daerah kumuh, tentu saja teman-temanku tidak akan selevel untuk menuju kesana. Kalaupun ingin mengerjakan tugas rumah. Ya aku menuju rumah mereka, setelah puas tidur di ranjang empuk sahabatku. Aku pulang dan menderita bersama kasur keras rumahku.
Ibu walau bekerja dari pagi hingga sore hari. Ia tidak pernah berhenti untuk bertanya tentang pekerjaan sekolahku. Ia tetap memperhatikan diriku dan entah mengapa sejak menjadi miskin seperti ini hubungan kami menjadi dingin, aku tetap berpendapat kematian ayah dikarenakan oleh ibu atas kesalahan ini. kalau saja saat itu, ia tidak meminta ayah menjemputnya di salon. Ayah tidak akan mengalami kecelakaan. Jadi sejak miskin seperti ini..  Aku hanya selalu menjawab sepatah kata ketika ia bertanya.
Kemiskinan kami berjalan sampai akhirnya aku duduk bangku sekolah menengah umum dan lulus dengan nilai yang baik sehingga mendapatkan beasiswa di sekolah sma favorit. Untuk membeli baju sekolah baru saja ibu tidak mampu karena masih harus membayar hutang ayah. Ia malah menerima sumbangan dari tetangga kami yang kebetulan sudah lulus sma dan memberikan pakaian itu padaku.
“ aku gak mau pakai baju bekas. Mending aku gak usah sekolah.”
“ angel, kamu harus paham keadaan kita. Pakailah baju ini untuk sekolah, untuk sementara sampai ibu bisa memberikan yang baru.”
“ dari dulu juga ibu selalu bilang ingin beli ini itu?, tapi ujung-ujungnya bohong. Kenapa sih bu? kita jadi semiskin ini, kalau ayah masih ada! Ia ga mungkin kasih aku baju bekas kayak gini” teriak aku kasar dan meninggalkan rumah.
“ angel mau kemana?”
“ mau cari angin. Bosen sama keadaan rumah yang miskin kayak gini!
Jika aku marah, ibu tidak akan marah padaku. Entah berapa banyak keluhan dan kemarahan yang aku lakukan untuknya. Yang aku tau, aku hanya ingin hidup kami seperti dulu. Tidak sesulit dan semiskin ini. Tuhan rasanya tidak pernah adil dengan hidupku, ia seperti mempermainkan aku.
***
Sekolah baruku ini lebih nyaman dengan keadaanku karena semua anak-anak di sekolahku anak baru yang tidak tau latar belakangku, walaupun sekolah ini masih khusus bagi mereka anak-anak mampu. Sebagian dari anak-anak di kelas mungkin menyukaiku tapi yang lainnya terkadang memandangku dengan aneh. Terkadang aku mendengar bisikan yang cukup membuat telingaku panas.
“ itu si Angel, orang tuanya mampu gak sih? kok bajunya dekil ya.. emangnya sekolah ini terima anak kayak gitu ya “kata Agnes kepada teman-temannya.
“ denger-denger sih dapat sekolah gini karena beasiswa” ujar teman agnes sengaja saat aku lewat.
Aku ingin marah mendengar mereka bergosip tapi aku lebih berpikir cerdik untuk tidak meladenin omongan mereka daripada apa yang mereka bicarakan semakin meluas karena aku tanggapi. Sepulang sekolah, aku menangis. Tidak terima dengan kata-kata temanku. Ibu kebetulan sedang pulang mengambil bakmi yang habis.
“ angel hari ini dagangan ibu habis loh,, ibu senang banget” kata ibu padaku dan ia tiba-tiba melihatku menangis.
“ kenapa kamu nangis..”
“ emang ibu peduli? Ibu mana peduli sama hidup aku”
“ kenapa bilang begitu..”
“ aku malu bu, semua orang ledekin baju dekil ini..aku gak mau sekolah lagi besok?”
Ibu hanya menghela nafas. Kemudian pergi setelah mengambil bakmi di kulkas. Ia menutup pintu dengan air mata. Ia berdagang tanpa semangat. Menghitung setiap uang yang ia dapatkan dari semangkok bakmi yang terjual. Menyisakan sebagian untuk modal besok. Ia bangun pagi sekali untuk membeli sayur dan kebutuhan berjualan bakmi. Bahkan aku rasa ia hanya tidur 3 jam untuk sehari-harinya. Wajahnya yang cantik dulu kini menjadi tidak terawat. Ia menjadi saat buruk dengan tambahan kantung hitam dibawah matanya.
Suatu malam saat aku tertidur, ibu pulang dengan keadaan pincang. Ia seperti kelelahan membawa barang barang belajaan dipasar. Ia mengelus ngelus kakinya. Aku memperhatikannya.
“ ibu kenapa?”
“ jatuh saat ke pasar. Licin. Sakit sekali.. rasanya terseleo besok ibu coba urut..”
“ kalau gitu gak usah lagi ke pasar. Uda tau licin dan jorok. Beli aja di supermarket”
“ kalau gak beli disana. Ibu ga ada untung angel, disana lebih murah..”
“ terserah ibu.”
“ besok bantu itu dorong grobak ya ke lapak..”
Aku tidak menjawab dan tertidur. Keesokan paginya, saat aku terbangun aku melihat ibu mendorong gelobak dengan kaki yang kesakitan. Aku ingin membantu tapi tiba-tiba ada agnes dan kawan-kawan yang sedang berjalan. Karena tidak ingin malu, aku pun memutuskan untuk langsung pergi ke sekolah. Saat di kelas. Agnes dan kawan-kawan menikmati bakmi. Bakmi yang aku tau itu ia beli dari ibuku.
“ bakminya enak ya?besok beli lagi yuk. Ada yang mau nitip?”
“ beli dimana sih? “ Tanya teman yang lain.
“ tuh di ibu pincang.. di depan jalan rumah susun pasar.”
Aku jadi was-was kalau sampai tau mereka membeli bakmi itu dari ibuku. Ketika pulang aku meminta ibu untuk tidak jualan besok. Tapi ibu menolak karena tidak memiliki alasan untuk itu. Aku marah dan memutuskan pergi dari rumah malam itu. Di jalan aku bertemu dengan seorang anak yang aku rasa tinggal di  rumah susun. Ia bernama Aji. Ia manawarkan aku botol aqua saat aku termenung di teras lantai rumah susun.
“ kok bengong, neh minum..” tawarnya dan aku terdiam.
“ masih di segel kok aman. Loe anaknya sini ya? Gua temannya tetangga loe. Kita satu sekolah kok, Cuma bedanya gua uda kelas 3 loe masih kelas 1, kebetulan gua lagi ke rumah saudara gua disini dan liat loe.. ”
Aku menerima minuman itu dan mulai merasa nyaman dengan aji.
“ namanya siapa kalau boleh tau. Kok malam-malam gini diteras rumah susun sendirian?””
“ angel, gua kalau lagi BT ya disini.. dan gua emang tinggal disini gak masalah kan?“
“ gak masalah lah? Emang kenapa kalau tinggal disini?”
“ kirain masalah..?”
“oh pasti ada masalah ya. Mau cerita?”
Aku tidak bercerita padanya tapi akhirnya memiliki sahabat baru yang bisa membuatku nyaman malam itu. Keesokan paginya. Aku duduk di kelas sambil mengerjakan tugas teman-teman sekolahku. Lumayan untuk membantu uang jajanku. Tiba-tiba agnes berada di kelas bersama teman-teman genknya,
“ ngomong-ngomong, di sekolah ini yang namanya angel itu ada berapa ya? Katanya ibu bakmi itu punya anak sekolah disini namanya angel loh.. “
“ ibu bakmi yang mana?”
“ ibu bakmi yang tadi pagi kita makan, yang pincang itu..”
“ atau jangan-jangan angel yang ibu pincang itu maksud si..” kata mereka meliriku.
Aku langsung meninggalkan kelas. Apa jadinya hidupku kalau anak-anak satu sekolah ini tau kalau aku anak pedagang bakmi. Saat aku di taman, aji tiba-tiba muncul.
“ kenapa sih setiap gua ketemu loe. Loe itu mukanya kok bt selalu?”
“ gua agak sebel sama teman-teman di kelas, suka banget gossip.. jadi ga mood aja”
“ gosiipin loe..?”..” begitulah..” jawabku.
“ cuekin aja kalau gossip aja mah.. namanya gossip kan ga tentu benar. Bawa asyik aja. Eh ngomong-ngomong, kalau mau pulang sekolah nonton gimana?”
“ hm…?” kataku ragu. “ gua traktir.. tenang aja”
Dan akhirnya pulang sekolah kami pun berangkat nonton. Rasanya kehadiran aji membuat aku lebih memiliki banyak hal yang baik. Ia membuat aku merasa lebih dihargai kebanding teman-temanku yang norak dan hobbynya bergosip. Aku pulang ke rumah dan saat itu ibu melihatku bersama aji saat ia menurunkan aku dari motornya. Ia mendekatiku.
“ siapa angel?”
“ tante aku aji, teman sekolah Angel..” kata aji.
“oh iya, aku ibu angel..” kata ibu dan aku hanya terdiam,
“ kalian lapar? Kalau lapar bisa makan bakmi di tempat dagang tante…” kata ibu dan aku terkejut marah
“ aku gak lapar. Aku mau pulang aja..”
“ tante dagang bakmi..?” Tanya aji pada ibu.
“ ia dekat depan sini, ayo dicoba siapa tau bisa promosi ke teman-teman..”
“ apa-apaan sih ibu. “ kataku dan  meninggalkan mereka berdua.
Aji dan ibu hanya saling menatap.
“ maafin ya, si angel sifatnya agak gampang marah, kalau kamu gak sempat makan bakmi buatan tante bisa besok atau kapan-kapan saja..”
“ iya tante..”
Aku merasa marah karena ibu menawarkan bakmi kepada aji. Seharusnya aji tidak perlu tau ibu berdagang bakmi. Aku tidak bicara seharian dengan ibu aku jadi bingung bagaimana sekarang menghadapi aji yang pasti bertanya-tanya tentang ibuku.
Keesokan paginya sebelum sekolah, Agnes dan kawan-kawan sudah muncul di lapak bakmi ibu.
“ ibu aku mau Tanya. Anak ibu yang sekolah ditempat kami itu. Angel yang anak kelas 1 kan, itu yang mana sih orangnya?”
“ oh.. anak ibu yang tinggi dan rambutnya panjang. Tunggu sebentar. Di dompet ada fotonya..siapa tau kalian kenal.”
Lalu ibu menunjukkan foto aku dan agnes bersama kawan-kawannya langsung mendapatkan berita headlines yang luar biasa membahagiakan. Mereka langsung ke sekolah. Saat itu aku membaca komik yang aku pinjam dari temanku Hendra, ia bertubuh gemuk dan sedikit bodoh tapi menjadi sahabat baik yang selalu banyak membantuku dikelas. Saat bel berbunyi. Guru sekolahku belum masuk, tiba-tiba agnes langsung berdiri dikelas.
“ teman-teman ada pengumumanan neh..” teriak agnes.
Mereka semua langsung menatap agnes dan aku pun begitu.
“ dengerin neh ye pada.. kalau semua disini suka bakmi. Yang mau beli bakmi enak dan yang biasa gua makan sama teman-teman bisa pesan ke gua. Bakminya enak loh. Kalau kalian mau.. order di gue aja. Cuma 10.000 semangkok..lumayan itung-itung bantu ibu itu, kasihan pincang dan anaknya juga kayaknya butuh biaya buat sekolah…”
Sepertinya anak-anak sangat tertarik dengan bakmi itu. Guru sekolah masuk. Agnes pun duduk dengan senyum-senyum puas menatapku. Saat istirahat sekolah tiba-tiba ia mendekatiku.
“ ngel, neh pesanan bakmi.. kasih ke nyokap loe..”
“ apa-apaan sih loe..”
Mereka saling menatap dan tiba-tiba tertawa sambil meledekku.
“ kok loe pura-pura bego gitu sih, bukannya ibu pincang yang jualan bakmi itu nyokap loe. Tadi pagi dia cerita ke kita-kita kok. Malah minta bantuan promoin bakmi dia.. kita-kita kan baik. Akhirnya bakmi nyokap loe gua promosiin dan pesanan banyak.. nek kasih ke nyokap loe. Niat baik kok ditolak..” kata agnes sambil memberikan kertas padaku.
Aku mengambilnya dan merobek lalu melempar kepadanya.
“ loe gak usah cari gara-gara ya..berengsek” kata agnes dan kami pun berkelahi.
Setelah dipisahkan agnes berteriak-teriak menghinaku dengan wajahnya yang lebam begitu pula aku.
“ dasar loe orang miskin gak tau diuntung, uda bagus gua bantu jualarin bakmi emak loe.. sekali miskin tetap miskin!!”
Aku pulang dengan perasaan marah. Mengapa ibu tega melakukan ini dan mempermalukan aku. Saat itu aku menangis dirumah. Ibu sedang berdagang , ketika ia berjalan mengantar mangkok ke pelanggan tiba-tiba ia terjatuh karena kakinya kesakitan. Pembeli itu mendekati ibu.
“ ibu kenapa kakinya gak di urut aja sih atau bawa ke dokter..”
“ gapapa, ini entar juga sembuh sendiri.. “
Hari ini ibu pulang lebih pagi dari berdagang. Seorang pelanggan mendekat
“ kok pagi amet tutupnya, padahal saya mau makan?”
“ iya neh, anak saya ulang tahun.. saya mau ke pasar beli baju buat dia..”
Ibu sengaja menahan rasa sakit itu bukan karena ia tidak ingin pergi ke tukang urut untuk mengobatinya. Tapi ia memiliki alasan lain karena ia ingin memberikan aku hadiah, hadiah sebuah pakaian seragam sekolah baru untukku. Ia tampak puas dengan barang belajaan yang ia beli. Saat itu pulang dengan gembira  dan tiba-tiba terkejut melihat wajahku yang lebam.
“ kamu kenapa bisa kayak gini? Kamu jatuh kenapa angel?”
“ ibu mau tau kenapa? Semua gara-gara ibu, buat apa ibu minta agnes untuk bantuin jualan bakmi di sekolah, ibu gak tau semua orang jadi tau aku anaknya tukang jual bakmi pincang itu!!”
Tiba-tiba ibu menamparku dan itulah tamparan pertama dia dalam hidupku. Aku marah dan pergi dari rumah berlari diatas hujan lebat. Ibu menangis dan terduduk di kursi meja makan dengan wajah lesuh. Aku tidak tau harus berlari kemana dan tanpa arah. Aku hanya terduduk dan terdiam diantara hujan dan menangis. Merasa hidup ini tidak pernah adil, mengapa aku harus mengalami kemiskinan. Aku tertidur di halte bus. Dan saat aku bangun hujan telah hilang. Jam 11 malam saat itu.
Aku berjalan pulang dan tiba-tiba seorang tetangga memberitahu aku kalau ibu terjatuh dari tangga. Kini ibu sedang dirawat dirumah sakit. Aku terkejut dan langsung menuju rumah sakit. Melihat ibu dengan keadaan kakinya penuh bebat. Ia patah kaki karena terjatuh dari tangga.
“ kenapa ibu bisa sampai begini?” tanyaku.
“ ibu ingin turun dan cari kamu tiba-tiba ibu terjatuh dari tangga, ibu minta maaf sudah menampar kamu..”
Aku terdiam dan berusaha melupakan masalah itu. Dokter kemudian memeriksanya dan ia berkata padaku ibu  harus menginap beberapa hari.
“ kata dokter ibu gak boleh pulang dulu, ibu harus di rawat disini. “
“ tapi biaya rumah sakit mahal, kita mana mampu angel..”
“ mana aku tau.. siapa suruh ibu jadi begini. Angel mau pulang dulu. Ngantuk dan besok harus sekolah.”
Kataku kesal walaupun merasa kasihan terhadap ibu tapi harga diriku terlalu tinggi untuk menunjukan rasa peduliku pada ibu. Saat aku pulang tiba-tiba aku melihat, kue ulang tahun kecil dan baju seragam sekolah baru. Saat itulah aku sadar, ibu menyiapkan ulang tahunku hari ini. aku terlalu sibuk karena stres memikirkan masalah sekolah sampai tidak sadar. Seragam baru itu membuatku sedikit bisa pamer besok di sekolah. Ingin aku mengucapkan terima kasih pada ibu tapi sayang ia tidak ada rumah. Minimal besok, aku bisa katakan itu bila aku ingat!!
***
Ibu bisa keluar rumah sakit tiga hari kemudian dengan biaya uang yang sangat banyak dan menghabiskan tabungan. Untuk sementara ia tidak berdagang bakmi dan itu bisa membuatku selamat dari gosip agnes yang sedang gencar2nya meledekku dengan anak tukang bakmi. Walau tanpa penghasilan, tapi aku bisa bertahan dengan uang tips mengerjakan pr teman-teman sekelas. Aku tidak lagi butuh uang jajan dari ibu.
2 bulan kemudian ibu sudah mulai bisa berjalan dengan tongkat. Suatu malam aku tidak mampu bangkit dari tempat tidur dan Tubuhku panas dingin. Ibu cemas dan membawaku ke dokter. Ternyata aku terjangkit virus demam berdarah dan masuk fase kritis. Biaya yang sangat besar membuat ibu sangat bingung dengan keadaannya yang tidak lagi berdagang bakmi. Tanpa memikirkan biaya ibu memaksakan aku dirawat. Saat itu ia hanya terdiam lemas menatapku tak berdaya. Dan dirumah sakit itu ada seorang suami yang menangis karena istrinya sekarat. Ia membutuhkan ginjal untuk istrinya. Tapi tidak ada donor yang bersedia untuk menolong kelangsungan istrinya. Ibu mendekat dan tiba-tiba ia menawarkan dirinya. Orang itu menawarkan sejumlah uang pada ibu. Demi aku, ibu pun rela menyumbangkan satu ginjalnya.
Berkat ginjal yang ibu sumbangkan aku bertahan hidup Karena ibu langsung memindahkan aku ke perawatan yang terbaik di rumah sakit itu.  Saat aku sembuh beberapa hari kemudian, aku tidak melihat ibu. Aku hanya melihat Aji datang bersama Hendra sahabatku. Sampai akhirnya aku keluar rumah sakit beberapa hari kemudian. Tidak ada yang menjemputku, mereka bilang ibu sedang keluar kota untuk bertemu dengan keluarganya meminta bantuan uang. Padahal yang aku tau biaya rumah sakit telah terlunasi. Ibu sengaja bilang ia keluar kota agar ia tidak tau kalau ia dalam masa perawatan.
Tapi aku salah dan semakin menyadari kehilangan ibu. Sudah dua minggu aku tidak melihat ibu dan akhirnya seorang tetangga memberitahu aku kalau ibu dirawat dirumah sakit yang sama dengan anaknya sebab mereka tidak sengaja melihart ibu. Aku langsung menuju rumah sakit. Ibu tergelatak lemas di tempat tidur. Ia melihatku dengan air mata.
“ kenapa ibu bisa dirawat disini? Ibu sakit apa?”
“ ibu gapapa, sebentar lagi juga bisa keluar..”
“ ibu katakan pada angel, ibu kenapa.. jujurlah ibu..”
“ ibu gapapa nak.. ibu Cuma sakit..”
Aku tidak memaksa ibu untuk jujur lagi karena ia seperti kesakitan menahan perutnya. Malam itu aku menjaganya. Tiba-tiba ibu mengajakku bicara. Aku jadi ingat seragam sekolah dulu.
“ ibu.. terima kasih baju sekolahnya.. angel belum sempat bilang kemarin..”
“ iya nak, sama-sama. Angel maafkan ibu, bukan ibu selama ini tidak ingin membahagikan kamu. Ibu tau kamu marah karena kematian ayahmu. Ibu sudah berusaha untuk sebisa ibu membahagiakan kamu seperti saat-saat kita dulu bersama ayah. Tapi ibu gagal, ibu hanya bisa membuat kamu marah. Ibu benar-benar menyesal, maafkan ibu“
“ kenapa ibu bicara seperti ini, sudah tidak usah dibahas. Angel juga gak pernah berpikir begitu”
“ ibu, bukanlah ibu yang baik. Sampai tidak mampu membelikan kamu celana dalam ketika kamu dewasa bahkan tidak tau bagaimana harus membelikan kamu baju baru, ibu menahan rasa sakit di kaki ibu hanya untuk mengumpulkan uang agar kamu mendapatkan pakaian yang layak, tapi sebanyak apapun ibu bekerja, hutang yang ayah kamu tinggalkan tidak pernah habis.. bahkan hingga detik ini.” kata ibu menangis
“ sudah bu.. jangan teruskan.. angel minta maaf. Angel ga pernah ngerti perasaan itu. Angel egois dan tidak terima pada kenyataan kalau kita memang sudah bukan yang dulu..” kataku memeluk ibu yang menangis.
“ ibu hanya berharap. Ibu bisa mengubah keadaan seperti dulu lagi.. Cuma itu nak..”
Malam itu, aku baru tau betapa besar pengorbanan ibu padaku, rasa egois yang membuatku sadar bahwa aku begitu durhaka tak pernah menghargai pengorbanan yang ia lakukan. Aku memeluk ibu dan berjanji dalam hatiku ketika ia sembuh, aku akan membahagiakan dia dengan cara apapun. Ibu tidak semakin baik dari hari ke hari. Sampai akhirnya, ia meninggal malam setelah memelukku. Aku menangis kehilangan ibu dalam hidupku.
Dokter mengatakan ibu tidak mengalami hal baik setelah mendonorkan satu ginjalnya. Hal yang membuatku begitu pilu dan sedih, ibu melakukan semua itu untuk membuat hidupku terus ada. Ia rela menjual ginjalnya agar hutang ayah terlunasi. Agar masa depanku terjamin dengan uang donor itu tapi ia sendiri harus pergi dengan keadaan tanpa pernah melihatku dewasa seperti impiannya.
Hal terakhir yang ia katakan padaku, membuatku begitu berat untuk melupakan semua kebaikannya.
“ bagaimanapun ibu marah padamu, kemarahan ibu adalah kasih sayang. Tidak ada ibu yang akan marah tanpa alasan kepada anaknya. Kelak ketika kamu menjadi ibu,kamu akan mengerti, ibu di dunia manapun selalu ingin anaknya bahagia. Walau dengan kemarahan caranya..”
Andai saja ada penyesalan dan waktu yang berulang, aku tidak akan pernah melakukan kebodohan terbesar dalam hidupku menyia-yiakan pengorbanan ibu.
Tapi waktu adalah tempat yang kejam bagi mereka yang tidak pernah bisa menghargainya, seperti aku yang hanya bisa menangis menatap waktu-waktu indah yang seharusnya aku gunakan bersama ibu tapi kini hanya bisa terkenang dalam kenangan.
Semoga kisah ini bisa mengajarkan kita untuk mengerti
Kasih ibu mungkin tidak akan sempurna bagi hidup kita. Tapi kasih ibu adalah kasih tanpa balasan yang tidak akan pernah tergantikan dengan kesempurnaan hidup apapun di dunia ini.
tamat

Karena tidak ada kasih sayang yang sesungguhnya abadi dalam pikiran kita selain kasih sayang seorang ibu yang selalu kita ingat sampai kita berakhir nanti ” Agnes Davonar